Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei Bilang Masyarakat Dunia Muak dengan Kapitalisme yang Hanya Datangkan Petaka

Survei Bilang Masyarakat Dunia Muak dengan Kapitalisme yang Hanya Datangkan Petaka Kredit Foto: (foto: Shutterstock)
Warta Ekonomi, London -

Mayoritas masyarakat seluruh dunia yakin kapitalisme dalam bentuk kekiniannya mendatangkan lebih banyak buruknya ketimbang manfaat. 

Hal ini terungkap dalam survei yang dikeluarkan menjelang pertemuan para pemimpin politik dan ekonomi di Davos pekan ini.

Baca Juga: Survei Bilang yang Paling Ditakuti Milenial Adalah Peperangan Senjata Nuklir, Mungkinkah Terjadi?

Tahun ini adalah kali pertama "Edelman Trust Barometer", yang selama dua dekade menanyai puluhan ribu orang tentang kepercayaan mereka pada lembaga-lembaga inti, berusaha menguak bagaimana kapitalisme itu sendiri dipahami.

Para peneliti itu mengatakan, survei-survei sebelumnya menunjukkan perasaan ketimpangan yang meningkat yang menyebabkan mereka bertanya apakah warga negara sekarang mulai memiliki keraguan lebih mendasar terhadap negara-negara demokrasi Barat yang berlandaskan kapitalisme.

"Jawabnya ya," kata kepala peneliti, David Bersoff, pada studi yang dihasilkan perusahaan komunikasi AS Edelman.

"Orang-orang sedang mempertanyakan pada tingkat apakah apa yang kita miliki saat ini, dan dunia yang kita tempati saat ini, memberi harapan bagi masa depan mereka yang baik."

Jajak pendapat itu melibatkan lebih dari 34 ribu orang di 28 negara, dari negara demokrasi liberal seperti AS dan Prancis hingga negara yang didasarkan pada model yang berbeda seperti China dan Rusia, dengan 56 persen setuju bahwa "kapitalisme sebagaimana adanya saat ini lebih mendatangkan mudarat ketimbang manfaatnya di dunia".

Survei itu diluncurkan pada tahun 2000 lalu untuk menggali teori-teori ilmuwan politik Francis Fukuyama, yang setelah tumbangnya komunisme menyatakan bahwa demokrasi kapitalis liberal tak lagi memiliki pesaing ideologi dan dengan demikian memunculkan "akhir sejarah".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: