Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Netflix Kocorkan Hampir Rp2 T Demi Bangun Kantor di Prancis, Kalau di Indonesia Kapan Nih?

Netflix Kocorkan Hampir Rp2 T Demi Bangun Kantor di Prancis, Kalau di Indonesia Kapan Nih? Kredit Foto: Bernadinus Adi Pramudita
Warta Ekonomi, Bogor -

Layanan streaming video Netflix membuka kantor baru di Paris dan berniat mengembangkan lebih dari 20 tayangan berbahasa Prancis pada 2020.

Masuk ke pasar Prancis pada 2014 dengan 40 karyawan, Netflix telah memiliki sekitar 24 tayangan original Prancis, terdiri dari enam film, 9 serial, dan tiga film dokumenter.

"Kami berencana menciptakan tayangan berbahasa Prancis dalam beberapa tahun mendatang, baik itu serial maupun film," kata perusahaan, dikutip dari Reuters, Selasa (21/1/2020).

Baca Juga: Polemik Netflix di Indonesia, Pengamat: Masa Warung Dipajaki, OTT Kayak Netflix Enggak?

Basis pelanggan Netflix di Prancis melonjak dalam beberapa tahun terakhir berkat beragam serial dan film di katalognya. Perusahaan itu meraup 16,2 juta pelanggan di akhir 2018, 8,3 juta di antaranya berasal dari negara yang identik dengan Menara Eiffel tersebut.

Kepala Eksekutif Netflix, Reed Hastings mengatakan, "kami akan menginvestasikan lebih dari 100 juta euro (sekitar Rp1,5 triliun) untuk membuat konten berbahasa Prancis baru pada tahun ini.:

Sementara itu, secara Global Netflix mengklaim punya 158 juta anggota berbayar di lebih dari 190 negara. Kantor pusat di Prancis akan jadi kantor keempat Netflix di Eropa.

Hmm, bagaimana dengan kantor Netflix di Indonesia, ya? Jika Netflix punya kantor perwakilan di Indonesia, potensi regulator untuk mengenakan pajak bakal semakin besar.

Apalagi, tahun ini pelanggan Netflix di Tanah Air diproyeksi meningkat. Menurut data Statista, jumlah pelanggan Netflix di Tanah Air akan melonjak hingga 906.800, dari angka 481.450 pada tahun sebelumnya.

Jika pelanggan memasang paket paling murah, Netflix diasumsikan mendulang samai Rp52,48 miliar tiap bulan. Dalam setahun, Indonesia dinilai rugi hingga Rp629,74 miliar.

"Masa warung-warung klontong dikenakan pajak, tapi perusahaan berpenghasilan miliaran tidak?" begitu sih menurut pengamat teknologi sekaligus Executive Director Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: