Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kawah Tertua di Dunia Berikan Informasi Soal Bangkitnya Bumi dari Zaman Es, Ini Penjelasannya

Kawah Tertua di Dunia Berikan Informasi Soal Bangkitnya Bumi dari Zaman Es, Ini Penjelasannya Kredit Foto: NSF
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ilmuwan telah mengidentifikasi kawah tertua di bumi yang dikenal sebagai Kawah Yarrabubba. Kawah ini terbentuk akibat benturan asteroid atau komet lebih dari 2 miliar tahun lalu. Ilmuwan meyakini kawah tertua di bumi ini memiliki jawaban soal bagaimana bumi bisa kembali bangkit dari zaman es.

Kawah Yarrabubba terletak di Australia Barat dan memiliki lebar sepanjang 70 kilometer. Studi terbaru membuktikan bahwa Kawah Yarrabubba memiliki usia yang lebih tua dibandingkan Kawah Vredefort Dome di Afrika Selatan yang sebelumnya diyakini sebagai kawah tertua di dunia.

Baca Juga: Bahaya! Peneliti Bilang Peningkatan Suhu di Kutub Utara Tak Masuk Akal

Menurut studi, Kawah Yarrabubba diperkirakan berusia sekitar 2,229 miliar tahun, dengan error range lebih atau kurang 5 juta tahun. Kawah ini memiliki usia setengah dari perkiraan usia bumi yaitu 4,54 miliar tahun dengan error range 50 juta tahun.

Yang menarik, waktu terbentuknya Kawah Yarrabubba ini berdekatan dengan masa di mana bumi kembali bangkit dari zaman es. Zaman es merupakan zaman ketika permukaan bumi dilapisi oleh es. Ilmuwan menilai dua kejadian yang berdekatan ini bukan sekedar kebetulan belaka.

"Masa benturan Yarrabubba sesuai dengan akhir dari rangkaian kejadian glasiasi (proses pembekuan di bumi pada zaman es)," ucap salah satu peneliti Nicholas Timms dari School of Earth and Planetary Sciences di Curtin University, seperti dilansir Space.

Setelah tumbukan yang menciptakan Kawah Yarrabubba terjadi, Timms mengatakan deposit gletser tidak tampak di area tumbukan tersebut selama 400 tahun. Oleh karena itu, ilmuwan meyakini tumbukan benda langit yang membentuk Kawah Yarrabubba ini turut memengaruhi iklim global kala itu.

Tim ilmuan juga membuat sebuah simulasi komputer untuk melihat apakah benturan benda langit yang menciptakan kawah Yarrabubba dan akhir dari zaman es saling berkaitan.

Simulasi ini menunjukkan bahwa sekitar 90-200 triliun kilogram air menguap menguap dan gas rumah kaca yang kuat menghembus ke atmosfer teratas bumi sesaat setelah benturan Yarrabubba terjadi.

"(Fenomena ini) mungkin memiliki dampak secara global yang signifikan," kata tim ilmuwan dalam studi mereka.

Temuan baru ini tentu menarik mengingat kawah kuno sangat sulit untuk ditemukan di bumi. Banyak kawah kuno yang terkubur ketika lempeng atau dataran bumi saling bergerak dan mengubur satu sama lain. Tak sedikit pula kawah kuno yang hilang akibat terpaan angin dan air dalam kurun waktu ribuan tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: