Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Paviliun Indonesia Tampilkan Kesenian Daerah dan Pernak-Pernik Nusantara

Paviliun Indonesia Tampilkan Kesenian Daerah dan Pernak-Pernik Nusantara Kredit Foto: Kemenkominfo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Paviliun Indonesia di perhelatan World Economic Forum Annual Meeting yang diselenggarakan di Davos, Swiss, 21-24 Januari 2020, menjadi sarana diplomasi ekonomi, country branding, sekaligus untuk membuka akses ke jaringan global.

Menkominfo, Johnny G Plate ketika meninjau persiapan paviliun tersebut pada Senin (21/1/2020) mengatakan, dengan tema Unity in Diversity: Partner for Action, Paviliun Indonesia memasarkan potret dan profil kekinian Indonesia. Tidak saja berkutat dengan topik yang berat-berat terkait substansi forum ekonomi dunia, namun paviliun ini juga menampilkan kesenian daerah dan pernak-pernik Indonesia.

"Ada topi rote dari wilayah paling Selatan Indonesia. Ada kopi dari Nusa Tenggara Timur juga. Selama ini kan NTT dikenal dengan savana dan stepa saja, namun ternyata ada juga kopi, bahkan beberapa kali menjadi juara satu kontes di London, Jerman, dan lain-lain," urai Johnny, melalui rilis yang dikirimkan Biro Humas Kemenkominfo.

Baca Juga: Johnny Pamer Unicorn Indonesia di Ajang Internasional

Lanjutnya, "Jadi, banyak sekali sumber daya, khususnya dalam bidang agrikultur, yang melibatkan begitu banyak rakyat, yang terkenal di tingkat dunia. Nah, kali ini isunya cocok dengan tema WEF kali ini, yaitu sustainable development goals. Di situlah partisipasi banyak masyarakat, seperti petani, nelayan, dan lain-lain, akan jadi perhatian."

Paviliun Indonesia digelar empat hari bersamaan dengan penyelenggaraan WEF Annual Meeting 2020, berisikan sesi-sesi untuk para menteri yang hadir di Davos, workshop atau talkshow oleh kementerian, lembaga, dan swasta nasional.

WEF Annual Meeting merupakan konferensi tingkat tinggi yang dihadiri oleh sekitar 3.000 kepala negara, pimpinan perusahaan global, pemimpin organisasi politik, penemu-penemu di bidang sains dan kebudayaan dari 90 negara, termasuk 500-an jurnalis seluruh dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: