Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Dia Biang Kerok yang Buat IHSG Terpuruk

Ini Dia Biang Kerok yang Buat IHSG Terpuruk Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0.07% atau 4.70 poin ke level 6,233.45 meskipun mayoritas bursa saham Asia naik signifikan. Saham-saham sektor pertambangan menjadi pemimpin pelemahan karena anjlok 1.72%. 

 

Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengungkapkan bila saham berorientasi pertambangan jatuh seiring turunnya harga komoditas pertambangan energi hingga logam. Tercatat, saham MEDC -4.97%, INDY -4.00%, TINS -3.66%, ADRO -3.53% dan ANTM -3.14% turun signifikan. 

 

“Investor masih terlihat berhati-hati pada pasar saham Indonesia melihat sejumlah kasus yang masih membayangi ke khawatiran investor serta musim laporan keuangan yang memaksa investor untuk wait and see,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (22/1/2020). 

 

Baca Juga: IHSG Diskon Gede, Asing Makmur!

 

Meski begitu, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar 271.80 miliar rupiah. Saham BMRI, BBRI dan ASII menjadi yang diburu.

 

Secara teknikal dirinya memperkirakan IHSG bergerak kembali terkonsolidasi mencoba tutup pada zona hijau dengan support resistance 6.218-6.282. “Saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal diantaranya; TBLA, LSIP, HMSP, HOKI, PGAS, WSKT, MIKA, AKRA,” pungkasnya. 

 

Baca Juga: Kelelahan Mencapai Puncak Tertinggi, IHSG Terjun Bebas ke Zona Merah!

 

Adapun, ekuitas Asia mayoritas menguat dengan Nikkei (+0.70%), TOPIX (+0.53%), HangSeng (+1.27%) dan CSI300 (+0.43%) naik lebih dari setengah persen mengiringi naiknya indeks berjangka di AS. China mengambil langkah untuk menahan penyebaran virus mematikan yang telah mengguncang pasar internasional dan mengurangi kekhawatiran menjadi sentimen positif.

 

Sementara, Bursa Eropa dibuka optimis diawal sesi perdagangan dengan indeks Eurostoxx (+0.15%), FTSE (+0.25%) dan DAX (+0.39%) berada pada zona positif. Saham-saham perusahaan utilitas dan media memimpin penguatan. Harga minyak mentah  tergelincir di bawah $ 58 per barel karena pasokan global yang cukup mengimbangi hilangnya ekspor dari Libya. Selanjutnya investor akan menanti data hasil pertemuan sejumlah bank sentral pada kebijakan moneternya meskipun dengan hampir pasti suku bunga tidak ada yang berubah. 

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: