Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

India dan China Dominasi 20 Kota Paling Dinamis di Dunia

India dan China Dominasi 20 Kota Paling Dinamis di Dunia Kredit Foto: JLL
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan terbaru JLL tentang City Momentum Index menunjukkan Asia Pasifik adalah rumah bagi pusat-pusat kota paling dinamis di dunia. Sebanyak tiga perempat dari 20 kota teratas dunia berada di kawasan ini.

Laporan yang telah memasuki tahun ketujuh itu menunjukkan pergeseran indeks pengaruh global dari barat ke timur secara berkelanjutan dan kota-kota di India, China, dan Vietnam yang mendominasi posisi teratas. Meskipun tahun lalu sempat mengalami perlambatan ekonomi, India memiliki tujuh kota dari 20 besar kota tersebut, memimpin indeks 2020, terbanyak di antara negara manapun.

Baca Juga: JLL: Investasi Hotel di Asia Pasifik Akan Meningkat 15 Persen pada 2019

Stuart Crow, CEO Capital Markets, JLL Asia Pacific mengatakan, dominasi India ditunjang oleh sejumlah lokasi di negara-negara bagian di wilayah selatan, dengan Hyderabad (berada di peringkat 1) dan Bengaluru (di peringkat ke-2) mempertahankan status mereka sebagai dua kota teratas untuk momentum jangka pendek.

"Kota-kota yang paling cepat berkembang di India telah menarik minat para investor dari luar negeri yang ingin memanfaatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut," ujar Stuart Crow.

Menurut Crow, perkembangan di India berkat fokus pemerintah India yang terus-menerus mengembangkan infrastruktur sehingga memudahkan untuk melakukan bisnis. Meskipun laju pertumbuhan ekonomi melambat, reformasi struktural ini meningkatkan transparansi pasar dan mendorong investasi ke sektor real estate.

"Secara khusus, sektor properti logistik India memperoleh dukungan dari pertumbuhan e-commerce dan perubahan kebiasaan konsumsi masyarakat," jelas Crow.

Sementara itu, China memperlihatkan peran yang makin besar dalam mendorong momentum global. Seperlima dari 20 kota teratas dunia ada di China. Shanghai adalah satu-satunya kota di China yang masuk ke dalam 20 besar selama tujuh tahun terakhir.

Jeremy Kelly, Director of Cities Research JLL, mengatakan bahw dinamisme yang luar biasa pada ekonomi berkembang di Asia adalah bukti bahwa reformasi ekonomi, pertumbuhan bisnis, serta investasi infrastruktur mampu mendorong ekspansi industri, khususnya di sektor teknologi dan pengembangan terhadap konsep startup.

"Hal ini sedang berlangsung di seluruh dunia, dengan keberagaman geografis yang dapat terlihat pada Indeks."

Indeks itu juga mengidentifikasi beberapa hal yang menjadi kunci utama pertumbuhan, yaitu daya tarik tenaga ahli, perluasan pusat inovasi, dan perencanaan kota yang lebih baik sehingga kota dapat menjawab tantangan yang dihadapi dengan momentum yang serba cepat.

Momentum di kota-kota China, yaitu Chongqing, Wuhan, Hangzhou, dan Shanghai didorong oleh populasi muda berbakat yang tertarik pada pusat kota yang dinamis dan inovatif. Meskipun baru berusia 40 tahun, Shenzhen telah menjadi magnet bagi beberapa raksasa teknologi terkemuka China yang berkantor pusat di kota tersebut sehingga menjadikan kota tersebut sebagai kawasan startup teknologi yang dinamis dan sebuah pusat inovasi.

"Talenta muda dari seluruh China telah memahami bahwa dua pertiga penduduk Shenzhen berusia 20-40, yang merupakan proporsi tertinggi dibanding kota besar mana pun di dunia," jelas Jeremy.

Pertumbuhan yang cepat akan memperburuk masalah yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Beberapa kota seperti Ho Chi Minh City, Manila, Shanghai, dan Mumbai berisiko mengalami kenaikan permukaan air laut dan perubahan pola cuaca yang ekstrem akibat perubahan iklim. Melihat fakta itu, industri properti berperan penting dalam membantu kota-kota yang cepat bertumbuh untuk bertransformasi menjadi daerah perkotaan yang lebih ramah lingkungan.

"Kota-kota ini tidak hanya lebih rawan terhadap perubahan iklim, tetapi juga menghadapi tekanan yang lebih kuat untuk menyesuaikan diri," ujar Jeremy.

Sejumlah kota di urutan 20 besar berhasil mengungguli kota-kota lain karena keberhasilan mereka mengubah lingkungan demi menuju emisi-karbon yang rendah di masa depan. Di India, kota Hyderabad sedang meneliti teknologi untuk mengurangi kebutuhan penggunaan AC dengan menggunakan atap yang memantulkan cahaya matahari dan tidak terlalu menyerap banyak panas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: