Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peneliti Israel Beberkan Tanda-tanda Iran Bakal Miliki Senjata Nuklir dalam 2 Tahun

Peneliti Israel Beberkan Tanda-tanda Iran Bakal Miliki Senjata Nuklir dalam 2 Tahun Kredit Foto: Creative Commons
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Ephraim Asculai, seorang analis Israel mengatakan, Tel Aviv tidak percaya Iran mengklaim bahwa program nuklir mereka bertujuan damai. Meskipun Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri, Asculai masih percaya akan lebih baik jika kedua negara duduk untuk melakukan pembicaraan.

Menurut Asculai, jika Teheran melanjutkan program nuklirnya pada tingkat yang diproyeksikan saat ini, Iran akan memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk menghasilkan satu bom nuklir pada akhir tahun ini, dan rudal yang dapat membawa bom nuklir dalam waktu dua tahun.

Baca Juga: Punya Niat Baik, Trump Undang Netanyahu Bicarakan Perdamaian Israel-Palestina

"Di masa lalu Iran terikat oleh Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang menjaga Teheran di bawah batas-batas tertentu. Sebagai contoh, Iran tidak dapat memperkaya uranium melebihi 3,6 persen dan tidak dapat mengakumulasi lebih dari 300 kg bahan. Sekarang, batasan ini hilang," ucapnya, seperti dilansir Sputnik.

Menyusul pembunuhan Qassem Soleimani, dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) pada awal Januari, Iran mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menghormati komitmennya untuk membatasi program pengayaan uraniumnya, menjauh dari kesepakatan yang disepakati pada tahun 2015.

Asculai mengatakan, Israel seharusnya tidak menganggap enteng langkah ini. "Iran telah mengatakan siang dan malam bahwa mereka ingin menghancurkan Israel. Jadi, ketika Iran yang sama itu ingin memperoleh senjata nuklir, itu menjadi berbahaya. Jika Anda seorang Israel, Anda harus khawatir," ucapnya.

Di masa lalu, Iran mengklaim program nuklirnya damai dan bahwa senjata pemusnah massal bukanlah suatu pilihan, tidak hanya karena gagasan itu meniadakan doktrin pertahanan Iran, tetapi juga karena bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam Syiah.

Namun, Asculai sangat ragu dengan klaim tersebut. "Dokumen tertulis mereka berbicara sendiri, sementara para ilmuwan dan insinyur nuklir mereka akan melakukan semua yang bos mereka akan katakan kepada mereka untuk," ungkapnya.

Meskipun Asculai percaya Israel memiliki hak untuk membela diri, dia mengatakan akan lebih baik jika kedua negara duduk untuk melakukan pembicaraan. Masalahnya adalah, paparnya, bahwa Teheran tampaknya tidak tertarik untuk melakukan pembicaraan dengan Tel Aviv.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: