Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begitu Cepat! Seperti Apa Proses Penyebaran Virus Korona?

Begitu Cepat! Seperti Apa Proses Penyebaran Virus Korona? Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Virus korona menewaskan sedikitnya 26 orang di China, dan menyebar ke paling tidak delapan negara, termasuk Singapura, Thailand, Amerika Serikat, sampai Arab Saudi.

Mengutip dari BBC News Indonesia, Minggu (26/1/2020), di DKI Jakarta satu orang kini sedang diobservasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso karena diduga terjangkit virus tersebut.

Baca Juga: Waspada, Pakar Bilang Virus Korona Mudah Infeksi Orang dengan Sistem Imun Lemah

Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup sehat dan menjaga daya tahan tubuh guna meminimalisasi potensi terinfeksi virus korona.

Kemenkes, kata Terawan, kini menetapkan siaga I terhadap virus korona untuk mencegah penyebaran virus yang berasal dari China itu masuk ke Indonesia.

Terawan menjelaskan, pemerintah mengaktifkan 135 alat pemindai suhu tubuh atau thermo scanner di 135 pintu masuk Indonesia, baik melalui darat, laut, maupun udara.

Kemenkes, lanjut dia, juga telah mengaktifkan 100 rumah sakit rujukan flu burung bagi masyarakat yang terduga atau terinfeksi virus korona jenis baru, atau dikenal dengan nama 2019-nCoV, dan bisa menular dari manusia ke manusia.

Apakah Virus Korona dan Bagaimana Penyebarannya?

Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Diah Handayani menjelaskan bahwa 2019-nCoV adalah virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Bedanya dengan virus lain, ujar dia, virus korona ini memiliki virulensi atau kemampuan yang tinggi untuk menyebabkan penyakit yang fatal.

Menurut Diah, virus korona berbahaya jika telah masuk dan merusak fungsi paru-paru, atau dikenal dengan sebutan pneumonia, yaitu infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan virus dan berbagai mikroorganisme lain, seperti bakteri, parasit, jamur, serta lainnya.

"Pertukaran oksigen tidak bisa terjadi sehingga orang mengalami kegagalan pernapasan. Itulah mengapa virus ini berat karena bukan lagi hanya menyebabkan flu atau influenza, tapi dia menyebabkan pneumonia," kata Diah saat dihubungi BBC News Indonesia.

Diah melanjutkan, proses penyebaran virus ini melalui udara yang terinhalasi atau terhirup lewat hidung dan mulut sehingga masuk ke saluran pernapasan.

Virus ini masuk melalui saluran napas atas, lalu ke tenggorokan hingga paru-paru.

"Sebenarnya belum 100 persen. Tapi dilihat dari sekian ratus kasus yang dipelajari, dan sifat dasar virus, maka inkubasi virus ini dua sampai 14 hari. Itu mengapa kita mewaspadai periode dua minggu itu," kata Diaj.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: