Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Selalu Mulus, Begini Perjalanan Bos Uber Hingga Sempat Menjadi Orang Terkaya di AS

Tak Selalu Mulus, Begini Perjalanan Bos Uber Hingga Sempat Menjadi Orang Terkaya di AS Kredit Foto: Business Insider
Warta Ekonomi, Jakarta -

Travis Kalanick yang merupakan Co-founder dan mantan bos Uber bisa dikatakan sebagai pengusaha yang cemerlang. Travis Kalanick cukup berjasa menjadi pelopor industri ride sharing hingga sebesar sekarang.

Dilansir Forbes beberapa waktu lalu, pria kelahiran Amerika Serikat 6 Agustus 1976 ini memiliki kekayaan US$ 2,7 miliar atau setara dengan Rp 37,8 triliun (kurs Rp 14.000). Kekayaan tersebut ia dapat dari menjual semua saham Uber sebesar 4% yang ditaksir mencapai US$ 2,5 miliar.

Kekayaan tersebut ia raih lewat beragam kontroversi seperti harus mundur dari jabatannya sebagai CEO pada tahun 2017 lalu. Padahal perusahaan tersebut ia bangun dari 0 bersama rekannya, Garret Camp pada Maret 2009.

Baca Juga: Tinggalkan Takhta, Bos Uber Jual Seluruh Sahamnya

Saat menjadi CEO Uber, nama Kalanick pun sempat masuk ke dalam daftar pengusaha muda terkaya keempat di AS pada tahun 2015. Di tahun 2017, dia juga sempat menjadi salah satu teknisi terkaya di dunia.

Meski demikian, pribadinya yang temperamental kerap menjadi sorotan publik. Bahkan sikapnya yang kurang menyenangkan pun terkadang terekspos ke publik. Seperti saat ia marah-marah pada sopir Uber yang memprotes perubahan tarif.

Pada tahun 1998, sebelum ia mendirikan Uber, Kalanick mendirikan teknologi mesin pencarian dan pertukaran dokumen bernama Scour. Sayangnya, perusahaan tersebut mendapat gugatan dari industri musik dan film atas tuduhan melanggar hak cipta. Demi terlepas dari tuntutan hukum tersebut, Kalanick memilih mundur dan bangkrut.

Tidak menyerah, ia pun mencoba peruntungan lain dengan mendirikan perusahaan pada tahun 2001 yang berfokus untuk memudahkan perusahaan media dalam mengirim dokumen video secara online. Lagi-lagi, perusahaan tersebut harus bangkrut pada tahun 2007.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: