Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri ESDM Siapkan Strategi untuk Pasok Listrik di 52 Smelter pada tahun 2024

Menteri ESDM Siapkan Strategi untuk Pasok Listrik di 52 Smelter pada tahun 2024 Kredit Foto: Antara/Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk menyediakan pasokan listrik guna memenuhi kebutuhan industri pengolahan dan pemurnian (smelter) di tahun 2024.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, dengan begitu, diharapkan industri smelter di Indonesia makin kompetitif.

Baca Juga: ESDM Tuntaskan Survei dan Kajian Geologi Calon Ibu Kota Negara

"Kita harus bisa memenuhi kebutuhan listrik untuk industri smelter pada tahun 2024 sebesar 4.798 Mega Watt," jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif dikutip dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Lebih lanjut, Arifin menyatakan konsistensi pemerintah dalam membangun nilai tambah mineral melalui pembangunan industri smelter dalam negeri. Dibuktikan, dalam jangka waktu lima tahun, terdapat 52 industri smelter yang akan terbangun, yakni 4 smelter tembaga, besi, timbal dan seng, 29 smelter nikel, 9 smelter bauksit, dan 2 smelter mangan.

Dari 52 industri smelter yang terbangun, proyeksi kebutuhan listrik sebesar 4.798 MW tersebar di beberapa wilayah, antara lain Bengkulu (5 MW), Banten (68,5 MW), Jawa Barat (39 MW), Jawa Timur (821,9 MW), Nusa Tenggara Barat (300 MW), Nusa Tenggara Timur (20 MW), Kepulauan Riau (45 MW), Kalimantan Barat (499 MW), Kalimantan Selatan (10 MW), Sulawesi Tengah (959 MW), Sulawesi Tenggara (1.053 MW), Maluku dan Maluku Utara (941 MW).

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Kementerian ESDM memiliki 3 (tiga) kebijakan strategis, yakni pemenuhan listrik oleh Perusahaan Listrik Negara, pemenuhan listrik oleh pengembang smelter, serta kolaborasi antara pengembang smelter dengan non-PLN.

Menteri Arifin juga berkomentar tentang konsumsi. Pihaknya, yakni Kementerian ESDM, memiliki target memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas melalui peningkatan konsumsi listrik per kapita.

Arifin mengakui, konsumsi listrik per kapita di Indonesia yang masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara (ASEAN). Untuk itu, pemerintah menargetkan pada 2024 konsumsi listrik per kapita Indonesia akan menjadi 1.408 kilowatt hour (kWh).

"Peningkatan konsumsi listrik (menjadi) 1.408 per kWh per kapita dibandingkan negara-negara ASEAN yang dikatakan maju, kita agak tertinggal. Untuk itu, perlu dilakukan program-program keseimbangan listrik daerah-daerah jauh, timur khususnya," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: