Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diumumkan Trump, Palestina Kecam Rencana Perdamaian Timur Tengah AS

Diumumkan Trump, Palestina Kecam Rencana Perdamaian Timur Tengah AS Kredit Foto: Reuters/AmmarAwad
Warta Ekonomi, Gaza -

Palestina mengecam rencana perdamaian Timur Tengah Amerika Serikat (AS) sesaat setelah Presiden Donald Trump mengumumkannya. Ribuan warga Palestina melakukan aksi protes di Jalur Gaza, sementara dua kelompok yang berseteru - Hamas dan Fatah - mengeluarkan pernyataan bernada kecaman terhadap rencana tersebut.

Rencana perdamaian yang diajukan Trump memunculkan dua solusi dua negara di mana Israel dan negara Palestina hidup berdampingan satu sama lain dengan syarat. Trump mengusulkan negara Palestina di masa depan beribukota di Yerusalem Timur sebagai salah satu langkah terobosan dalam menyelesaikan konflik Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Namun, Trump juga mengatakan Yerusalem akan tetap menjadi Ibu Kota Israel yang tidak terpisahkan.

Baca Juga: Trump: Seutuhnya, Yerusalem Ibu Kota Israel

Tidak ada reaksi langsung dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dari Otoritas Palestina yang didukung Barat, yang basis kekuatannya berada di Tepi Barat yang diduduki Israel. Abbas diketahui segera melakukan pertemuan dengan para pembantunya pada Selasa malam waktu setempat. Tetapi juru bicara Partai Fatah yang dipimpin Abbas mengatakan rencana Trump akan masuk ke tempat sampah sejarah.

"Trump sedang berusaha mengalihkan fokus dari pemakzulannya di AS dan baik Trump, maupun siapa pun tidak akan dapat mengakhiri perjuangan Palestina," kata juru bicara Fatah Hussein Hamayel kepada Palestine TV seperti dilansir dari Reuters, Rabu (29/1/2020).

Sementara itu kelompok perjuangan Hamas, yang basisnya ada di Gaza, melontarkan pernyataan yang sangat pedas.

"Pernyataan Trump agresif dan akan memicu banyak kemarahan," kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.

"Pernyataan Trump tentang Yerusalem adalah omong kosong dan Yerusalem akan selalu menjadi tanah bagi Palestina. Palestina akan menghadapi kesepakatan ini dan Yerusalem akan tetap menjadi tanah Palestina," tambah Abu Zuhri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: