Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Coworking dan Startup Dominasi Penyerapan Kantor di DKI

Coworking dan Startup Dominasi Penyerapan Kantor di DKI Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Total penyerapan ruang sewa perkantoran di Jakarta sepanjang 2019 tetap berjalan positif. Penyerapan ruang pada medio ini mencapai 200.000 m2 yang didominasi perusahaan berbasis teknologi dan coworking space.

Lembaga konsultan properti global, Jones Lang LaSalle (JLL), dalam laporannya bertajuk "Jakarta Property Market Update Four Quarter 2019" merilis laporan hasil riset mengenai tingkat keterisian ruang perkantoran kuartal IV di Jakarta.

Baca Juga: JLL: Investasi Hotel di Asia Pasifik Akan Meningkat 15 Persen pada 2019

Dalam laporan ini didapatkan okupansi ruang perkantoran di kawasan central business district (CBD) ini masih terbilang positif.

"Tingkat keterisiannya mencapai 50% di antaranya dilakukan oleh perusahaan berbasis teknologi dan coworking space," kata Head of Markets JLL Indonesia, Angela Wibawa, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Lebih lanjut, dikatakan Angela bahwa tingginya penyerapan yang dilakukan  perusahaan berbasis teknologi tidak lepas dari peran operator coworking yang masih aktif melakukan ekspansi di gedung kelas A.

"Berbeda dengan kondisi CBD, pada kawasan non-CBD penyerapan triwulan ini hanya sebesar ±9 ribu meter persegi karena tidak adanya gedung baru yang selesai dibangun," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Research JLL Indonesia James Taylor mengungkapkan, untuk di sektor ritel, tingkat okupansi berada di angka 89% dan harga sewa mal kelas menengah ke atas masih tetap stabil.

"Pasokan mal baru di masa yang akan datang diperkirakan sebesar ±300 ribu meter persegi dan beberapa di antaranya diharapkan akan selesai pada tahun 2020," tambahnya.

Sementara itu, di sektor kondominium, tingkat penjualan kondominium berada di level 63% dengan  jumlah pasokan baru yang diluncurkan ke pasar berjumlah sekitar 2.800 unit selama tahun 2019.

"Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena beberapa faktor seperti faktor politik dan ekonomi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: