Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ihwal Virus Corona Persulit China dalam Penuhi Janji Deal Dagang, AS Mulai Gundah Gulana!

Ihwal Virus Corona Persulit China dalam Penuhi Janji Deal Dagang, AS Mulai Gundah Gulana! Kredit Foto: Redaksi 1
Warta Ekonomi, Jakarta -

Amerika Serikat (AS) tak dapat menutupi keresahannya atas potensi terganggunya perjanjian dagang tahap I yang pada pertengahan Januari lalu disepakati dengan China. Menteri Pertanian AS, Sonny Perdue, mengaku tak tahu pasti apakah dengan adanya wabah corona dapat mengganggu komitmen China untuk meningkatkan pembelian produk pertanian AS.

Sonny Perdue mengatakan, pedagang pun ikut mempertanyakan dan meragukan komitmen China yang tertuang dalam perjanjian dagang tahap I, di mana China berjanji untuk membeli produk pertanian AS senilai US$12,5 miliar pada tahun 2020, US$19,5 dan miliar pada tahun 2021 mendatang.

Baca Juga: The Fed Dovish, Rupiah Meringis!

Baca Juga: Corona Bikin Gemas, Berjayalah Harga Emas!

Keraguan dan kekhawatiran para pedagang wajar terjadi mengingat saat ini permintaan China mengalami penurunan seiring dengan aksi pemerintah China yang mengarantina sejumlah kota untuk mencegah penyebaran virus corona semakin meluas. Itu artinya, akan ada pengurangan pembelian dari China yang berdampak pada penurunan pendapatan pertanian AS.

"Ini jelas akan memiliki beberapa konsekuensi ekonomi secara keseluruhan yang kami harap tidak akan menghambat tujuan pembelian yang kami miliki untuk tahun ini," ujar Sonny Perdue seperti dikutip dari South China Morning Post, Jakarta, Kamis (30/01/2020).

Baca Juga: Kejauhan Ah Xi Jinping Bicara Tahap II, Buat Penuhi Janji Deal Dagang Tahap I Aja China Megap-Megap!

Analis Summit Commodity Brokerage Iowa, Tomm Pfitzenmaier, mengatakan bahwa sebelum ada kesepakatan dagang, harga berjangka untuk produk pertanian seperti jagung dan gandum di AS mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya ekspektasi peningkatan pembelian China. Namun, hal itu menjadi lain ketika melihat fakta saat ini China harus bergelut dengan virus yang mengancam nyawa banyak orang di seluruh dunia.

"Dengan virus corona, China tampaknya akan ditutup untuk masa yang akan datang dan itu bukan pertanda baik bagi harga produk pertanian AS," tegasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: