Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerjanya Dinilai Tak Baik, Jokowi Jawab Begini

Kinerjanya Dinilai Tak Baik, Jokowi Jawab Begini Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tepat akhir Januari 2020 ini, pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo berumur 100 hari. Sejumlah lembaga dan kalangan masyarakat mulai memberi penilaian mengenai 100 hari Jokowi terkait capaian-capaian pemerintahan yang dilantik pada 20 Oktober 2019 itu.

Disinggung soal itu, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa tidak menargetkan 100 hari kerja. Hal ini sama seperti yang disampaikan setelah perkenalan para menteri Kabinet Indonesia Maju pada 22 Oktober 2019 lalu.

Baca Juga: #100HariUnfaedah Sambut Hasil Kerja 100 Hari Jokowi-Ma'ruf

"Saya sampaikan sejak awal tidak ada 100 hari karena ini keberlanjutan dari periode pertama ke kedua. Ini terus ini. Enggak ada ini berhenti terus mulai lagi, enggak ada. Ini terus," kata Presiden Jokowi, Kamis (30/1/2020).

Meskipun tidak menetapkan 100 hari kerja para menterinya, Jokowi hanya mengatakan sudah memberikan key performance indicator (KPI) kepada para menteri. Antara lain bahwa mereka harus bekerja secara cepat dan tidak jalan di tempat.

"Sudah saya beri KPI sendiri-sendiri, yang jelas yang konkret-konkret. Jelas angka-angka jelas semuanya. Tanyakan langsung ke menteri-menteri semunya harus berada posisi speed yang tinggi karena kita memiliki target. Yang kita arah yang kita tuju," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah pihak sudah memberi penilaian kerja 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Seperti Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), Said Aqil Siradj yang menilai bahwa selama 100 hari ini pemerintahan Jokowi-Maruf ini belum ada kinerja yang terlihat menonjol di publik.

Menurutnya, yang tampak di permukaan publik hanya kasus dugaan korupsi Jiwasraya dan kasus masalah kapal China yang masuk wilayah perairan Indonesia di Natuna.

"Belum ada yang menonjol itu ya. Yang menonjol cuma Natuna, Jiwasraya yang menonjol," kata Said Aqil belum lama ini.

Sementara pengamat politik Rocky Gerung seperti biasa mengkritik keras pemerintahan Jokowi. Dia menilai tak ada capaian yang signifikan.

"Saya kasih nilai sembilan, sembilan untuk kebohongan," kata Rocky.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: