Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Corona Meluas, China Terasing

Corona Meluas, China Terasing Kredit Foto: Reuters/CNS Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

China menghadapi keterasingan di tengah meningkatnya pembatasan perjalanan internasional dari berbagai negara. Wabah virus corona yang telah menyebar luas menyebabkan sejumlah negara melakukan evakuasi warganya dari China, bahkan maskapai penerbangan dunia menghentikan penerbangan ke Negeri Tirai Bambu tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan kepada negara-negara di dunia agar tidak melakukan pembatasan perjalanan ke China. Hal ini dapat menyebabkan kerugian terutama menghambat rantai pasokan medis, menghambat arus informasi, dan membahayakan perekonomian.

Baca Juga: Ganasnya Virus Corona Buat Sentimen Anti-China Menguat

WHO merekomendasikan untuk melakukan penyaringan di penyeberangan perbatasan. Sebelumnya, WHO telah memperingatkan bahwa penutupan perbatasan dapat mempercepat penyebaran virus karena para pendatang akan masuk ke China melalui jalur-jalur yang ilegal atau tidak resmi.

Salah satu negara yang memberlakukan pembatasan cukup ketat adalah Amerika Serikat (AS). AS telah mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat. Selain itu, AS juga melarang masuknya semua warga negara asing yang telah mengunjungi China dalam dua pekan terakhir.

Warga AS yang kembali dari provinsi Hubei akan dikarantina selama 14 hari. Pada Sabtu lalu, Pentagon menyatakan akan menyediakan tempat tinggal bagi 1000 orang yang perlu dikarantina setelah tiba di AS dari luar negeri. Mereka akan dikarantina hingga 29 Februari. Empat pangkalan militer di California, Colorado, dan Texas masing-masing akan menyediakan 250 kamar.

China telah melayangkan kritik kepada sejumlah negara terkait pembatasan perjalanan tersebut. China menuding pemerintah asing telah mengabaikan saran dari WHO.

"WHO merekomendasikan larangan perjalanan, sedangkan AS menuju ke arah yang berlawanan. (Ini) tentu saja bukan niatan yang baik," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dilansir BBC, belum lama ini.

Hingga saat ini, korban tewas dari wabah virus korona atau yang disebut 2019-nCov mencapai 361 orang. Sebagian besar pasien yang meninggal dunia berada di provinsi Hubei.

Militer Rusia akan mulai mengevakuasi warga Rusia dari China pada Senin dan Selasa esok. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, proses evakuasi akan dimulai di daerah yang paling terkena dampak wabah virus corona. Selain itu, Rusia telah membatasi penerbangan langsung ke China dan menangguhkan bebas visa serta menghentikan visa kerja bagi warga China. Diketahui, China adalah mitra dagang terbesar bagi Rusia.

Daftar maskapai penerbangan internasional yang menangguhkan perjalanan ke China terus bertambah. Qantas Airways dan Air New Zealand menangguhkan penerbangan langsung China mulai 9 Februari. Sementara, ketiga maskapai utama AS akan membatalkan penerbangan ke China daratan.

Pihak berwenang di provinsi Hubei yang menjadi titik awal penyebaran virus corona telah memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek hingga 13 Februari. Selain itu, pemerintah setempat juga menangguhkan pendaftaran pernikahan untuk mencegah pertemuan orang banyak di area publik.

Hubei telah diisolasi dalam seminggu terakhir, dengan menutup transportasi umum dan jalan raya. Sementara itu, di Beijing sebuah kontainer didirikan di pintu masuk perumahan. Di dalam kontainer itu, para sukarelawan yang mengenakan pita merah dan masker wajah mencatat penduduk yang baru saja datang dari kampung halaman mereka setelah liburan Imlek.

"Selama saya melindungi diri sendiri dengan baik dan tidak pergi ke tempat-tempat ramai, saya tidak merasa takut sama sekali," ujar seorang pekerja migran berusia 58 tahun yang bermarga Sun.

Banyak klinik swasta di China sudah mulai menolak pasien warga negara asing yang menderita demam. "Saya tidak ingin pergi ke rumah sakit setempat dengan sakit tenggorokan untuk kemudian diidentifikasi sesuatu yang lainnya," kata warga negara Ceko, Veronika Krubner di Tianjin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: