Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airbus Sukses Uji Terbang Pesawat Tanpa Pilot, Bisakah Direalisasikan?

Airbus Sukses Uji Terbang Pesawat Tanpa Pilot, Bisakah Direalisasikan? Kredit Foto: Reuters/Pascal Rossignol
Warta Ekonomi, Jakarta -

Airbus mengonfirmasi telah melakukan uji terbang lepas landas otomatis pada salah satu pesawatnya di Bandara Toulouse-Blagnac di Prancis, Desember lalu. Perusahaan pembuat pesawat Eropa ini menjalankan serangkaian tes autopilot yang berhasil.

Dalam penerbangan uji coba pesawat A350-1000 tersebut, dua pilot dalam keadaan siaga. Menurut Airbus, pesawat mencapai delapan kali lepas landas otomatis selama empat setengah jam.

Baca Juga: Smile! Resmi Beroperasi, Airbus BelugaXL Hadirkan Kapasitas Super Besar

"Sementara menunggu izin dari kontrol lalu lintas udara dan menyelaraskan dengan jalur runway, kami menggunakan autopilot," kata Kapten Yann Beaufils, pilot Airbus yang menguji pesawat tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNN, Selasa (21/1/2020).

Beaufils menjelaskan, "Kami memindahkan tuas throttle ke pengaturan lepas landas dan kami pantau pesawat. Pesawat mulai bergerak dan berakselerasi secara otomatis mempertahankan garis tengah landasan pacu pada kecepatan rotasi yang tepat seperti yang dimasukkan dalam sistem."

"Hidung pesawat mulai terangkat secara otomatis untuk mendapatkan pitch lepas landas yang diharapkan. Dan beberapa detik kemudian, kami mengudara," katanya.

Dalam sebuah video yang dirilis Airbus, salah satu pilot di dalam pesawat tersebut terlihat tangannya menjauh dari kemudi saat pesawat A350-1000 berhasil lepas landas. Keberhasilan ini tercapai berkat teknologi pengenalan gambar baru yang dipasang langsung di pesawat. Teknologi ini mengirimkan gelombang radio ke atas dari landas pacu dan memberikan pilot panduan vertikal dan horisontal.

Gagasan pesawat tanpa pilot dinilai dapat menjadi solusi atas masalah kekurangan pilot. Ide ini juga bisa menjadi cara untuk memotong biaya. Saat ini, penerbangan komersial mendarat dengan bantuan komputer. Pilot menerbangkan pesawat rata-rata hanya beberapa menit.

Pada 2019, survei yang dilakukan perusahaan perangkat lunak AS, Ansys, terhadap 22.000 orang menunjukkan bahwa 70 persen pelancong siap terbang dengan pesawat tanpa pilot. Namun, banyak yang khawatir tentang keamanan pesawat tanpa pilot terutama setelah dua kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX pada 2019 yang dikaitkan dengan masalah perangkat lunak.

"Ini bukan masalah teknologi. Ini masalah interaksi dengan regulator, persepsi di masyarakat yang ingin bepergian," ungkap Christian Scherer, Chief Commercial Officer Airbus kepada Associated Press, Juni lalu ketika ditanya tentang kemungkinan pesawat tanpa pilot.

Kecelakaan yang terjadi pada Boeing, kata Scherer, menunjukkan perlunya keamanan mutlak dalam industri penerbangan. Apakah pada pesawat Airbus, Boeing, atau pesawat lain. Sikap Airbus terhadap masalah ini tetap sama.

Terlepas dari keberhasilan penerbangan uji coba dan rencana uji terbang selanjutnya, Airbus menyatakan misinya bukan untuk bergerak maju dengan otonomi sebagai target perusahaannya sendiri.

Potensi teknologi tersebut akan membantu meningkatkan operasi penerbangan dan kinerja pesawat secara keseluruhan. "Pilot akan tetap di jantung operasi," kata Airbus dalam sebuah pernyataan.

"Teknologi otonom sangat penting untuk mendukung pilot. Membantu mereka lebih fokus pada pengambilan keputusan strategis dan manajemen misi ketimbang pengoperasian pesawat," simpulnya.

Peraturan lalu lintas udara di negara-negara di dunia yang berlaku saat ini memerlukan 'aturan empat mata' di kokpit. Artinya, dua pilot harus tetap hadir setiap saat. Jika satu pilot membutuhkan istirahat, yang lain harus siap masuk dan mengambil alih tugas.

Namun dengan perkembangan teknologi saat ini, kemungkinan perubahan peraturan lalu lintas udara masih jauh dari yang diharapkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: