Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BCA Jadi Juru Selamat Pasar Modal, Serap Ratusan Miliar Rupiah dari Investor Asing!

BCA Jadi Juru Selamat Pasar Modal, Serap Ratusan Miliar Rupiah dari Investor Asing! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah lima hari berturut-turut ditempa tekanan jual oleh investor asing, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akhirnya dapat bangkit dan menjelma sebagai sang juru selamat pasar modal. Dilansir dari RTI, saham BCA saat ini bertengger di posisi teratas sebagai saham paling banyak dikoleksi asing dengan catatan net buy sebesar Rp219,6 miliar.

Arus modal itu pun lantas menjadi katalis bagi pergerakan saham BCA yang terpantau ekspansif sejak pagi hingga siang ini. Sampai dengan pukul 14.35 WIB, saham BCA terapresiasi 1,79% ke level Rp32.775 per saham.

Baca Juga: Wadidaw! Dua Bos Besar HM Sampoerna Hengkang, Nasib Saham HMSP. . . .

Baca Juga: Mundur dari AirAsia: Tony Fernandes dan Kamarudin: Kami Tidak Bersalah!

Jangkauan gerak saham BCA berada mulai dari level terendah di Rp32.600 per saham hingga level tertinggi di Rp32.850 per saham. Sejumlah 12,95 juta saham diperdagangkan dengan frekuensi 7.197 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp424,52 miliar.

Baca Juga: Investor Asing Kenapa Sih Tarik Dana Mulu dari Saham BCA?

Asal tahu saja, nasib saham BCA pada hari ini sangat berbanding terbalik dengan yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Dalam lima hari berturut-turut, saham BCA ramai dilepas asing hingga lebih dari Rp700 miliar dan menjadi salah satu saham utama yang membuat pasar modal goyang. 

Derasnya arus modal yang keluar secara otomatis membuat saham BCA terdiskon jumbo hingga -4,17%. Hal itulah yang pada akhirnya dimanfaatkan pelaku pasar untuk menyerok saham bank dengan kapitalisasi terbesar di Indonesia ini di kala harga sahamnya jauh lebih murah. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: