Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Curhat Benny Tjokrosaputro dari Balik Tahanan Jilid II: Antara Petani, Pedagang, dan Penguasa!

Curhat Benny Tjokrosaputro dari Balik Tahanan Jilid II: Antara Petani, Pedagang, dan Penguasa! Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bos Hanson International Tbk (MYRX), Benny Tjokrosaputro, kembali terusik dan mencurahkan isi hatinya melalui sepucuk surat yang ia titipkan melalui kuasa hukumnya, Bob Hasan.

Jika pada curahan hati sebelumnya Benny Tjokro secara terang-terangan menyinggung perihal apa yang terjadi antara dirinya, Hanson, dan Jiwasraya, kali ini Benny menulis dengan cara yang berbeda, yakni melalui sebuah cerita lengkap dengan kiasan di dalamnya.

Baca Juga: Bandingkan dengan Nasib Harun Masiku, Andi Arief: Benny Tjokro Hilang, Tamatlah Jiwasraya!

Benny Tjokro memberi judul cerita tersebut Kisah Petani Cabe. Cabe dalam tulisan Benny Tjokro merupakan metafora dari saham Hanson, sedangkan petani dapat diartikan sebagai manajer investasi yang dipercaya untuk mengelola dana investasi dari para investor publik atau Benny Tjokro menyebutnya sebagai penduduk.

"Ada seorang petani cabe yang sangat rajin. Seluruh desa ikut bekerja dengan petani tersebut, bahkan sawah-sawah penduduk disewakan ke petani tersebut," tulis Benny Tjokro.

Baca Juga: Tumben Banget! Virus Corona Bikin Dolar AS dan Emas Dunia Kompak, Tapi Emas Antam Anjlok Parah!

Ia melanjutkan, datanglah seorang pedagang besar yang memborong cabe dari petani untuk kemudian dipasarkan kembali. Namun, secara tiba-tiba banjir yang menjadi simbolisasi dari hoaks atau berita bohong ini datang dan membuat sang pedagang merugi.

"Pada suatu hari, ada pedagang besar memborong cabe dari di petani, kemudian dikirim atau didistribusikan ke pasar-pasar miliknya. Tiba-tiba ada banjir besar. Cabe dan dagangan lain milik si pedagang tidak ada pembeli/tidak laku. Bahkan beberapa hari kemudian cabe tersebut busuk karena terendam air," sambung Benny.

Baca Juga: Ngerasa Paling Babak Belur, Benny Tjokrosaputro Gak Mau Tinggal Diam!

Sampai akhirnya kejadian itu mengubah sang pedagang menjadi tokoh antagonis terhadap para penduduk desa. Pedagang itu pun bermaksud untuk menangkap sang petani, meneror penduduk desa, dan menyita sawah milik penduduk desa yang menjadi simbol atas aset-aset milik Benny Tjokro.

"Pedagang tersebut kemudian merencanakan menangkap si petani dengan alat bukti cabe busuk, bahkan juga meneror keluarganya dan penduduk desa yang ikut kerja, serta menyita sawah-sawah milik penduduk desa tersebut. Ini terjadi karena pedagang tersebut sangat berkuasa.

Saya percaya penguasa dan penegak hukum di negara ini merupakan wakil Tuhan tidak akan membenarkan perbuatan si pedagang."

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: