Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serangan Kian Mengkhawatirkan, PBB Sebut Tak Ada Lagi Tempat Aman di Idlib

Serangan Kian Mengkhawatirkan, PBB Sebut Tak Ada Lagi Tempat Aman di Idlib Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jenewa -

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerima pesan yang mengkhawatirkan dari stafnya di Idlib, Suriah, ketika serangan terjadi di barat laut negara itu.

"Tidak ada tempat aman di Idlib. Bom jatuh di mana saja dan di mana-mana. Bahkan mereka yang melarikan diri dari garis depan, tidak aman dan ada lautan orang bergerak ke segala arah," kata Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melansir Yeni Safak, Rabu (5/2/2020) yang mengutip Anadolu.

Baca Juga: Calling-calling Putin Lewat Telepon, Erdogan Bahas Bentrokan di Idlib

Ia mengatatakan telah terjadi serangan udara dan penembakan yang terus-menerus dalam dua bulan sejak 1 Desember, dan lebih dari 520.000 orang terlantar sejak saat itu.

"Kami terkejut dan ngeri dengan serangan militer lanjutan di Suriah barat laut, tempat 3 juta warga sipil terperangkap di zona perang. Kami telah mencatat lebih dari 1.500 warga sipil tewas sejak Desember," kata Laerke.

Dia mengatakan sebagian besar pengungsi adalah perempuan, anak-anak dan orang tua, dan menyediakan tempat berlindung semakin sulit.

"Tantangan terbesar saat ini adalah memastikan tempat berlindung bagi ribuan orang terlantar. Mereka terperangkap di sekolah-sekolah dan masjid-masjid, atau tinggal di tenda-tenda yang terpapar angin, hujan, dan cuaca yang dingin," kata Laerke.

Dia mengatakan para pekerja kemanusiaan bekerja keras tanpa henti untuk membantu semua orang yang membutuhkan tetapi skala krisisnya sangat besar dan bantuan tidak cukup.

Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keprihatinannya akibat dampak pemboman terhadap fasilitas kesehatan.

"Ada dua serangan terhadap fasilitas medis di Suriah barat laut baru-baru ini, di mana 10 nyawa hilang dan 30 orang terluka," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic.

Terletak di barat laut negara itu, provinsi Idlib telah menjadi kubu kelompok oposisi dan anti-rezim Suriah sejak pecahnya perang saudara pada 2011.

Saat ini tempat itu adalah rumah bagi sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi dalam beberapa tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: