Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerindra: Window Dressing BTN Cara Bobol Bank Tingkat Tinggi, Mirip-mirip Jiwasraya-Asabri

Gerindra: Window Dressing BTN Cara Bobol Bank Tingkat Tinggi, Mirip-mirip Jiwasraya-Asabri Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menilai pemolesan Laporan Keuangan BTN atau windows dressing tahun 2018 merupakan bentuk atau cara membobol BTN tingkat tinggi. Cara ini mirip pembobolan dana asuransi Jiwasraya dan Asabri.

"Bagaimana tidak sangat terstruktur dan rapi cara merampok dana BTN, yaitu pertama, penyaluran kredit sebesar Rp100 miliar untuk PT BIM (Batam Island Marina) pada Desember 2014. Kredit yang dikucurkan tersebut sama sekali tak sesuai peruntukkan dan digunakan untuk pembayaran utang PT BIM kepada pemegang saham, padahal seharusnya digunakan untuk pengembangan proyek, maka langsung macet," jelas Arief di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Kedua, lanjut dia, soal penambahan kredit Rp200 miliar kepada perusahaan yang sama, yaitu PT BIM pada September 2015, dan proses uji tuntas (due dilligance).

Baca Juga: Saham BTN Bertengger Lagi di Jajaran LQ45, Efek Pahala Mansury?

"Mungkin tidak melalui proses pemberian kredit yang ketat alias langsung dikucurkan karena memang tujuannya untuk membobol dana BTN," paparnya.

Ketiga, adanya window dressing bertujuan untuk merestrukturisasi kredit dengan mengalihkan penyaluran kredit yang sengaja dari awal akan dimacetkan.

Dan untuk mempercantik Laporan Keuangan BTN yang harus dipertanggungjawabkan pada pemegang saham, maka beban aset kredit macet dipindahtangankan ke debitur baru, kemudian dikucurkan kembali kredit baru, yaitu dengan cara BTN memberi kredit kepada PT PPA (Perusahaan Pengelolaan Aset) untuk membeli kredit macetnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: