Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2020 Baru 2 Bulan, Startup Hotel Online Ini Sudah PHK Hampir 3 Ribu Karyawan di Wilayah . . . .

2020 Baru 2 Bulan, Startup Hotel Online Ini Sudah PHK Hampir 3 Ribu Karyawan di Wilayah . . . . Kredit Foto: OYO Hotels
Warta Ekonomi, Bogor -

Setelah memecat ribuan karyawan di India dan China pada bulan lalu, Oyo yang dibeking oleh SoftBank kembali melakukan PHK terhadap 1/3 stafnya di Amerika Serikat (AS). Dalam waktu dua bulan belakangan, Oyo diperkirakan sudah memecat hampir 3 ribu karyawan dari AS, India, dan China.

Pada pekan terakhir Januari, Oyo memecat sekitar 360 karyawan AS demi pendekatan menuju pertumbuhan berkelanjutan, menurut laporan Amerika Skift. Ratusan karyawan itu berasal dari berbagai level, dari manajer pengembangan bisnis, prospek akuisisi talenta, dan manajer umum wilayah.

"(Oyo) California memecat lebih dari 50 manajer pengembangan bisnis, sedangkan Florida memecat lebih dari 20 jabatan serupa," kata laporan itu, dikutip dari KrAsia, Kamis (6/2/2020).

Baca Juga: Lagi, Startup Besar Bekingan Softbank Rugi Besar Lagi!

Sebelumnya, Oyo memecat sekitar 5% dari 12 ribu karyawan di China di tengah restrukturisasi bisnis dan penunjukan manajemen puncak di bisnis internasional. Setelahnya, Oyo juga memecat 12% dari 10 ribu staf di India. Total karyawan yang dipecat di India dan China mencapai 2.040 orang.

"1.200 orang lagi dari tim India dapat dipecat dalam waktu tiga hingga empat bulan ke depan," tulis laporan itu lagi.

Di AS, startup perhotelan itu mengklaim memiliki 19 ribu kamar di lebih dari 250 hotel yang tersebar di 30 negara bagian.

Oyo mengklaim PHK sebagai jalan untuk memulai fase baru di perusahaannya. Dalam surelnya ke tim Oyo AS, Kepala Operasional Oyo, Abhinav Sinha berujar, "strategi baru perusahaan: berkelanjutan dan profitabilitas."

Menurut Sinha, Oyo akan mencapai sasaran strategisnya dengan menyeimbangkan kecepatan pertumbuhan dengan kemampuan operasional, berfokus pada bisnis inti, merasionalisasi jalan menuju pertumbuhan, serta mengurangi biaya operasi melalui penerapan teknologi di seluruh sistem dan proses.

Startup itu akan memfokuskan sumber daya ke fungsi yang membangun kemampuan operasional, seperti: manajemen pendapatan, data sains, pembelajaran mesin, dan teknik.

"Keputusan ini sangat sulit dibuat," tambahnya. "Tapi saya yakin ini adalah keputusan yang tepat untuk bisnis saat ini."

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: