Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang Mulai Digarap, 2 Tahun Rampung

Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang Mulai Digarap, 2 Tahun Rampung Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera merealisasikan proyek pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang sepanjang 255 kilometer (km). 

Realisasi ini diwujudkan melalui peletakan batu pertama (grounbreaking) yang akan dilakukan pada Jumat esok (7/2/2020).

"Insyaallah pada Jumat kami akan melaksanakan groundbreaking pembangunan pipa transmisi Cirebon-Semarang," jelas Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fansurullah Asa dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (5/2/2020).

Baca Juga: Ekspor Gas ke Singapura Disetop 3 Tahun Lagi, Akan Dialihkan ke...

Dirinya kembali melanjutkan, proyek pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang merupakan bagian dari proyek lelang transmisi gas yang sudah dilaksanakan sejak 2006 dan menjadi Program Strategis Nasional (PSN).

Nantinya proyek yang akan digarap oleh PT Rekayasa Industri (Rekin) memanfaatkan ruas jalur tol Cirebon-Semarang.

Kehadiran pipa transmisi gas diharapkan mampu menopang kebutuhan gas industri dalam negeri sehingga mengerek perekonomian nasional.

"Pemanfaatan gas bumi dalam negeri sudah seharusnya bukan diekspor lagi, dijadikan komoditas, tapi menjadi faktor produksi untuk menggerakkan ekonomi," papar Fansurullah.

BPH Migas menargetkan pembangunan tersebut rampung dalam 24 bulan ke depan. PT Rekin pun diminta untuk menyelesaikan proyek tersebut sesuai dengan waktu yang disepakati. "PT Rekin mesti menyelesaikan paling lama 7 Februari 2022," tegas Fansurullah.

Baca Juga: Bikin Laporan Menyesatkan, OJK Tindak Tegas Recapital Securitas

Sebagai informasi, proyek pipa transmisi gas Cisem akan memiliki kapasitas desain sebesar 350-500 MMSCFD dengan nilai investasi US$169,41 juta. Tarif pengangkutan gas bumi (toll-fee) sendiri ditetapkan pada angka US$0,36 per MMBTU.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: