Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Supreme Leader Iran Prediksi Wacana Perdamaian Timteng Racikan Trump Bakal Mati

Supreme Leader Iran Prediksi Wacana Perdamaian Timteng Racikan Trump Bakal Mati Kredit Foto: Official Khamenei website via Reuters
Warta Ekonomi, Teheran -

Pemimpin tertinggi Iran memperkirakan bahwa rencana perdamaian Timur Tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang dimaksudkan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, akan mati.

"Rencana ini akan mati sebelum kematian Trump," kata Ayatollah Ali Khamenei menyitir Fox News, Jumat (7/2/2020).

Baca Juga: IAEA Nyatakan Iran Tak Ambil Langkah Baru untuk Langgar Kesepakatan Nuklir

Dia juga mengatakan Iran akan terus mendukung kelompok-kelompok bersenjata Palestina sebanyak mungkin, serta percaya bahwa organisasi-organisasi itu akan menolak rencana yang disebut dengan “Kesepatakan Abad Ini”.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak rencana itu, dan menyebutnya sebagai omong kosong. Sedangkan Perdana Menteri Israel Benjami Netanyahu menyebutnya terobosan bersejarah yang sama pentingnya dengan deklarasi kemerdekaan negara itu pada tahun 1948.

Rencana perdamaian Timur Tengah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang telah lama diantisipasi diluncurkan pada Selasa, 28 Januari 2020.

Rencana yang sering disebut sebagai “Kesepakatan Abad Ini” (Deal of the Century) diklaim akan menguntungkan Israel dan Palestina, dan menyelesaikan sengketa antara kedua belah pihak yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Dalam rencana perdamaiannya, Trump menggambarkan pembagian wilayah di mana negara Palestina dan Israel akan berdiri.

Disebutkan bahwa AS akan mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang direncanakan dalam Kesepakatan Abad Ini sebagai bagian dari Israel. Wilayah-wilayah itu adalah kompromi teritorial yang bersedia diberikan oleh Israel.

Dalam peta konseptual yang diunggah Trump di akun Twitternya, negara Palestina akan memiliki dua kali lipat luas wilayahnya saat ini dengan Ibu Kota di timur Yerusalem, di mana AS akan membuka kedutaannya.

Di sisi lain, Trump berjanji untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, sesuatu yang tidak dapat diterima oleh pihak Palestina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: