Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Puluhan Orang Tewas di Tangannya, Pelaku Penembakan El Paso Dituntut 90 Tuduhan

Puluhan Orang Tewas di Tangannya, Pelaku Penembakan El Paso Dituntut 90 Tuduhan Kredit Foto: Ilustrasi.
Warta Ekonomi, Texas -

Seorang pria Texas yang dituduh secara sengaja menargetkan orang-orang keturunan Meksiko dalam penembakan massal yang menewaskan 22 orang di toko Walmart di El Paso, Texas tahun lalu pada Kamis (7/2/2020) didakwa atas 90 tuduhan kejahatan kebencian federal.

Tuduhan terhadap Patrick Crusius (21), termasuk 22 tuduhan di bawah klasifikasi kejahatan kebencian menurut undang-undang Amerika Serikat (AS), kekerasan dengan unsur bias tambahan, yang mengakibatkan kematian. Crusius dapat menghadapi hukuman mati jika dinyatakan bersalah.

Baca Juga: Maria 'La Catrina' Lopez, Wanita yang Jadi Bos Kartel Narkoba Meksiko Tewas

Tahun lalu Crusius didakwa oleh pengadilan negara bagian, di mana persidangan pembunuhan tingkat tertingginya berjalan pada tahap awal. Crusius sekarang akan menghadapi persidangan terpisah di pengadilan federal.

"Kami semua memiliki tujuan yang sama di sini - untuk mencapai keadilan bagi keluarga para korban," kata Pengacara AS untuk Distrik Barat Texas, John Bash sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (7/2/2020).

Bash mengatakan penembakan di El Paso adalah tindakan terorisme domestik dan serangan terhadap seluruh kelompok etnis.

"Kami tepat sasaran untuk menghentikan ini. Kami akan menghentikan kejahatan kebencian," katanya.

Crusius dituduh mengemudi 11 jam ke El Paso dari kampung halamannya di Allen, dekat Dallas, pada 3 Agustus 2019 dan menembaki orang-orang di dalam toko Walmart dengan senapan AK-47. Dia menyerah kepada petugas yang mengonfrontasinya di luar.

Menurut pernyataan tertulis yang dirilis kepolisian El Paso, Crusius mengaku bahwa dia menargetkan orang-orang Meksiko. Sebagian besar korban yang tewas dalam insiden itu adalah warga Latin.

Dalam manifestonya, Crusius mengatakan aksi tersebut dilakukannya “sebagai respons terhadap invasi Hispanik di Texas."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: