Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sambil Pakai Masker, 6.000 Pasangan Nikah Massal di Korsel Antusias saat Wabah Corona

Sambil Pakai Masker, 6.000 Pasangan Nikah Massal di Korsel Antusias saat Wabah Corona Kredit Foto: Reuters/Heo Ran
Warta Ekonomi, Seoul -

Pengantin pria Lee Kwon-seok tampak bahagia bersama 6.000 pasangan lain dalam acara nikah massal yang digelar Gereja Unifikasi Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (7/2/2020).

Namun dia dan mempelai wanita tidak mau mengambil risiko terjangkit wabah virus corona baru. Mereka membeli masker dan memakainya dalam acara nikah massal tersebut. Warna maskernya hitam untuk menyesuaikan dengan pakaian pengantinnya.

Baca Juga: Pulang dari Korsel, Warga Kendari Kena Virus 2019-nCov?

"Saya sangat bahagia menghadiri nikah massal yang sangat diberkati ini. Sejak virus corona meluas selama beberapa hari ini, saya mengenakan masker untuk pencegahan," tutur Lee, dilansir Reuters.

Sekitar 30.000 orang dari penjuru dunia berkumpul di Cheong Shim Peace World Center di Gapyeong, timur laut Seoul, menurut pihak penyelenggara. Di antara mereka ada 6.000 pasangan baru yang menikah, dan pasangan lain memperbarui janji setia atau hanya menonton.

Nikah massal menjadi agenda terkenal yang diselenggarakan pihak gereja tapi penyebaran virus corona baru telah membatalkan banyak acara publik.

Staf gereja harus menyiapkan pembersih tangan, memberikan masker dan memeriksa suhu tubuh setiap pasangan pengantin.

Pada akhirnya, hanya beberapa pasangan yang mengenakan masker saat acara pernikahan yang disaksikan Hak Ja Han-moon, istri pendiri Gereja Unifikasi. Hak Ja dikenal dengan panggilan "Ibu Sejati".

"Saya tidak memakai masker karena saya ingin cantik untuk suami saya. Saya hanya ingin bertemu Ibu Sejati, karena ini penting bagi saya," ungkap Nguessan Myeonguet Walehet, 23, pengantin dari Benin.

Gereja menyatakan pernikahan massal itu sukses. Acara itu sangat penting sebagai tanda ulang tahun ke-100 sang pendiri Sun Myung Moon.

Gereja Unifikasi didirikan pada 1954 oleh mendiang Sun. Sejak 1961 hingga kematiannya pada 2012, dia menyaksikan banyak pernikahan massal ribuan pasangan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: