Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Mengadopsi Anak? Perhatikan Hal-Hal Ini

Mau Mengadopsi Anak? Perhatikan Hal-Hal Ini Kredit Foto: Republika
Warta Ekonomi -

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ada banyak alasan pasangan memilih untuk mengadopsi anak. Di Indonesia, beberapa alasan yang kerap ditemukan adalah karena pasangan tidak kunjung dikaruniai anak, ingin menambah anak kedua, sebagai 'pancingan' supaya bisa cepat hamil, serta tidak tega melihat anak dari keluarga jauh atau tetangganya terlantar.

Menurut psikolog Sali Rahadi Asih, pasangan suami istri memang harus memiliki niat yang kuat sebelum memutuskan untuk mengadopsi anak. Menurutnya persiapan psikologis amat penting. Persiapan ini adalah bagaimana pasangan suami istri sudah siap menjadi orang tua.

"Intinya, suami dan istri harus sepakat apa alasan mereka untuk mengadopsi anak,” ujar dosen bidang studi psikologi klinis itu lewat siaran pers yang diterima Republika.

Jika hanya salah seorang yang ingin mengadopsi anak padahal pasangannya tidak terlalu menginginkannya, sebaiknya pikirkan kembali keinginan tersebut. Pasalnya bila tetap dilakukan, hal itu dapat menimbulkan konflik di kemudian hari.

Jika sudah mantap, maka pasangan perlu memberi tahu kepada keluarga besar terkait keputusan besar ini. Sangat mungkin keluarga besar akan bertanya. Akan tetapi tujuan mereka sebenarnya butuh diyakinkan apakah pasangan tersebut tahu apa yang dilakukan dan bisa mempertanggungjawabkan alasannya.

Namun jika pasangan memiliki niat yang mantap, kemungkinan besar keluarga akan setuju. Lalu apakah benar stigma terkait kedekatan antara orang tua dan anak kandung akan berbeda dengan antara orang tua dan anak adopsi? Sali menuturkan pada beberapa kasus bisa sama atau berbeda.

“Attachment (kedekatan) itu harus dipupuk. Tidak hanya dengan anak adopsi, dengan anak kandung pun harus dipupuk. Dalam artian pada saat anak memang butuh sesuatu, orang tuanya bisa menyediakannya,” jelas Sali.

Kebutuhan psikologis, primer, dan rasa aman harus diberikan oleh orang tua. Anak adopsi pun harus diberikan pemahaman bahwa sekarang ini ia dan orang tuanya menjadi satu keluarga yang saling menyayangi, bertanggung jawab akan satu sama lain, dan bisa bergantung dengan orang tuanya.

“Saya bertemu beberapa kasus beberapa orang tua sudah memiliki anak, lalu setelah beberapa lama mengangkat anak. Kebetulan anak yang diangkat jauh lebih penurut. Jadi orang tua lebih dekat dengan anak adopsinya,” tambah Sali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: