Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Brexit Terealisasi, Segini Kerugian yang Dialami Britania Raya

Brexit Terealisasi, Segini Kerugian yang Dialami Britania Raya Kredit Foto: Reuters/Led By Donkeys
Warta Ekonomi, Bogor -

Sejak 31 Januari 2020, Britania Raya alias Inggris resmi keluar dari Uni Eropa--sebagai hasil dai transisi Brexit sejak 2017. Nah, hal tersebut tentu berpengaruh terhadap beberapa aspek di Inggris.

Pertama-tama, perlu digarisbawahi, Uni Eropa bertujuan untuk menyinkronisasi kebijakan di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, keamanan, dan sosial di wilayah Eropa. Britania Raya sendiri baru bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1973 akibat berbagai pertimbangan.

Hubungan yang terbilang lama tersebut menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kedua pihak ketika memutuskan untuk berpisah. Melansir Business Insider, inilah sejumlah dampak tersebut:

Baca Juga: Brexit Dinilai Beri Keuntungan Buat Indonesia

Britania Raya merugi hingga 130 miliar Poundsterling

Semenjak hasil referendum diumumkan pada pertengahan 2016, istilah British Exit telah menggelontorkan dana sebesar 130 miliar Poundsterling atau setara Rp 2.327 triliun bagi Britania Raya.

Uang sebanyak itu digunakan untuk berbagai persiapan teknis maupun non-teknis selama proses transisi dan pasca perpisahan nantinya. Selain itu terdapat dampak ekonomi yang gak dapat dihindari di pasar keuangan.

Angka itu berpotensi membengkak dan mencapai rekor terbesar pada tahun 2020 ini. Perdana Menteri Britania Raya yakni Boris Johnson memprediksi akan ada biaya sekitar 70 miliar Poundsterling atau Rp 1.268 triliun lagi sampai akhir 2020.

Baca Juga: Brexit Sukses, Inggris ke Uni Eropa: Bye-Bye!

Tingkat pertumbuhan ekonomi berpotensi menurun

Dalam 3 tahun belakangan ini tingkat pertumbuhan ekonomi Britania Raya terus mengalami tren penurunan ke angka 1 persenan. Padahal sebelum adanya referendum, angke pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 2 persen lebih.

Kedepannya beberapa pihak memprediksi persentase tersebut bisa terus turun akibat ketidakpastian yang masih menghantui sebagian masyarakat. Tapi sebagian kecil pengamat ada juga yang mengatakan kalau perekonomian bisa naik ke angka 2 persen lagi setelah resmi berpisah. Bukan hanya untuk domestik, dengan keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa akan mempengaruhi perekonomian secara global.

Dampak lain

Salah satu yang paling hangat diperbincangkan adalah mengenai kebijakan imigrasi di Inggris. Seperti yang kita ketahui, selama ini jika seseorang udah memiliki Visa Schengen maka gak perlu lagi lapor ke negara tujuan selama negara tersebut anggota Uni Eropa.

Dengan berpisahnya UK dari Uni Eropa, maka akan mempengaruhi mobilitas pekerja yang berkunjung kesana. Termasuk warga negara Indonesia yang sedang bekerja atau menempuh pendidikan.

Selanjutnya untuk para pelaku bisnis, tarif masuk barang yang masuk ke Britania Raya kini terpisah dengan yang berlaku di Uni Eropa. Hal ini menyebabkan adanya penyesuaian harga terhadap komoditas tertentu yang keluar maupun masuk dari Britania Raya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: