Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Publik Marah Besar kepada Pemerintah China Gegara Sudah 909 Orang Tewas

Publik Marah Besar kepada Pemerintah China Gegara Sudah 909 Orang Tewas Kredit Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Warta Ekonomi, Beijing -

Jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona baru, 2019-nCoV, sudah mencapai 909 orang di daratan China pada Senin (10/2/2020). Kematian yang terus meningkat mulai memantik kemarahan publik setempat yang meminta pemerintah tidak membungkam mereka untuk berbicara tentang wabah penyakit ini.

Angka kematian terbaru ini muncul setelah ada tambahan 91 kematian baru yang dilaporkan otoritas kesehatan Provinsi Hubei. Provinsi itu merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak wabah 2019-nCoV, terutama Kota Wuhan.

Baca Juga: Gak Main-main, China Siap Gelontorkan 300 Miliar Yuan buat Lawan Virus Corona

Dalam laporan hariannya, Komisi Kesehatan Hubei juga mengonfirmasi 2.618 kasus baru di provinsi tersebut. Sekarang ada lebih dari 39.900 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China, berdasarkan angka yang dirilis sebelumnya dari pemerintah setempat.

Untuk data global yang dipublikasikan situs web worldometers.info, ada 40.553 kasus, 909 kematian dan 3.322 pasien sembuh.

Virus baru ini diyakini telah muncul akhir Desember 2019 lalu di pasar yang menjual hewan liar di Wuhan. Virus dengan cepat menyebar ke seluruh negeri China dan kini sudah menyebar ke lebih dari 20 negara lain.

Data terbaru muncul setelah WHO mengatakan empat hari terakhir telah melihat beberapa stabilisasi di Hubei, tetapi memperingatkan angka-angka kematian dan kasus masih bisa naik.

Epidemi telah mendorong pemerintah untuk mengunci seluruh kota karena kemarahan publik meningkat atas penanganan krisis, terutama setelah seorang dokter whistleblower virus Corona, Li Wenliang, meninggal akibat terinfeksi virus tersebut. Dokter itu sebelumnya ditindak polisi China karena menginformasikan wabah penyakit ini.

Dengan sebagian besar warga China yang masih belum kembali bekerja setelah liburan Tahun Baru Imlek yang diperpanjang, kota-kota termasuk pusat keuangan Shanghai memerintahkan penduduk untuk mengenakan masker di depan umum.

Michael Ryan, kepala Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, mengatakan "periode stabil" wabah dapat mencerminkan dampak dari langkah-langkah pengendalian.

"Sebuah misi pakar internasional WHO berangkat Minggu malam ke China," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter. Misi ini dipimpin oleh Bruce Aylward, seorang veteran dari program keadaan darurat kesehatan WHO sebelumnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: