Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tegas, KIBBM Tolak Rencana Perdamaian Timur Tengah AS

Tegas, KIBBM Tolak Rencana Perdamaian Timur Tengah AS Kredit Foto: Foto/Anadolu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) menolak kesepakatan abad ini yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, akhir Januari 2020 lalu. Menurut KIBBM, hal itu adalah sebuah kebohongan atas nama kesepakatan dan persekongkolan antara Israel dengan Trump.

KIBBM menyatakan, poin krusial dalam kesepakatan itu, yang mengusik perdamaian adalah penawaran Trump untuk membeli kota al-Quds atau Baitul Maqdis senilai USD50 miliar, kemudian memberikan seutuhnya kepada Israel untuk dijadikan ibu kota. Selain itu, proposal Trump ini juga akan menghapus hak kembali bagi enam juta pengungsi Palestina ke tanah air mereka.

Baca Juga: Puji Tindakan Palestina, Hamas Serukan Lawan Rencana Perdamaian Timur Tengah AS

Kelompok itu kemudian menyampaikan enam poin terkait dengan peluncuran kesepakatan abad ini. Pertama, sikap diam dan membiarkan persoalan penjajahan yang terjadi di Palestina, bertentangan dengan jati diri bangsa dan menyalahi amanat Pembukaan UUD 1945.

"Maka merupakan kewajiban nasional, bagi setiap elemen bangsa baik di semua lembaga pemerintahan maupun rakyat, untuk menunjukkan solidaritas terhadap perjuangan hak-hak penuh kemerdekaan Palestina," kata KIBBM dalam siaran pers yang diterima, Senin (10/2/2020).

Kedua, apa yang dilakukan Trump dan Israel merupakan pelanggaran HAM dan pembangkangan atas upaya perdamaian oleh berbagai lembaga internasional yang didukung oleh mayoritas negara-negara dunia, seperti PBB, OKI, dan lain-lain. Terlebih lagi sikap mengabaikan kemerdekaan Palestina, bertentangan dengan amanah Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung.

Ketiga, mengapresiasi sikap Pemerintah Indonesia dalam forum OKI, serta mendesak Pemerintah Indonesia untuk bersikap lebih tegas lagi dalam membela kemerdekaan Palestina. Juga melawan upaya merusak perdamaian dunia oleh Trump dan Israel.

"Bahkan Indonesia harus menjadi pusat perjuangan Palestina di kawasan Asia Tenggara karena terkait posisinya sebagai pemimpin ASEAN dan negeri muslim terbesar di dunia," ungkapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: