Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumlah Korban Tewas Akibat Virus Corona Tembus 1.000 Orang, Reaksi Xi Jinping...

Jumlah Korban Tewas Akibat Virus Corona Tembus 1.000 Orang, Reaksi Xi Jinping... Kredit Foto: Reuters/CNS Photo
Warta Ekonomi, Beijing -

Jumlah korban meninggal akibat wabah virus Corona baru, 2019-nCoV, di China melonjak menjadi 1.011 orang pada Selasa (11/2/2020). Sedangkan korban meninggal secara global mencapai 1.013 orang.

Lonjakan angka kematian ini terjadi setelah provinsi Hubei melaporkan 103 kematian baru. Dalam laporan hariannya, Komisi Kesehatan Provinsi Hubei juga mengonfirmasi 2.097 kasus baru di wilayah tersebut.

Baca Juga: 40.600 Orang di Seluruh Dunia Sudah Terjangkit Virus Corona

Di seluruh China sekarang ada lebih dari 42.200 kasus atau orang yang terinfeksi virus Corona baru. Sedangkan data kasus global mencapai 42.760 dengan 4.097 pasien disembuhkan.

Virus baru itu diyakini telah muncul tahun lalu di pasar yang menjual hewan liar di Ibu Kota Hubei, Wuhan. Kota Wuhan itulah tempat pusat wabah penyakit ini.

Presiden China Xi Jinping telah bertemu dengan para pekerja medis dan pasien yang terkena dampak wabah tersebut di sebuah rumah sakit di Beijing pada hari Senin.

"Dia menyerukan langkah-langkah yang lebih tegas untuk mencegah (penyebaran) wabah itu," bunyi siaran CCTV mengutip seruan Xi Jinping.

Sebuah tim awal untuk misi pakar internasional yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk virus itu tiba di China Senin malam. Tim dipimpin oleh Bruce Aylward. Dialah yang mengawasi respons WHO tahun 2014-2016 terhadap epidemi Ebola di Afrika Barat.

Menjelang kedatangan tim, Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa ada beberapa contoh kasus di luar negeri pada orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China.

Inggris pada hari Senin mencatat dua kali lipat kasus virus Corona baru menjadi delapan, dan pemerintah memperingatkan wabah virus Corona baru adalah ancaman serius dan segera.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperkirakan wabah akan hilang pada bulan April karena cuaca yang lebih panas, sebuah prognosis yang bertentangan dengan pejabat tinggi kesehatan AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: