Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gunduli Rambut, Staf Medis di China Bilang Perjuangan Demi Rawat Pasien Corona

Gunduli Rambut, Staf Medis di China Bilang Perjuangan Demi Rawat Pasien Corona Kredit Foto: Twitter/@XHNews
Warta Ekonomi, Wuhan -

Perawat di China secara sukarela mencukur rambut mereka untuk mengurangi risiko kontaminasi silang saat menghadapi virus corona di rumah sakit di Wuhan. Mencukur kepala hanyalah salah satu contoh pengorbanan yang dilakukan para staf medis saat mereka berjuang di garis depan epidemi.

Hingga, Selasa (11/2/2020), virus corona baru, atau yang dikenal sebagai 2019-nCoV itu telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, dengan hampir 43.000 kasus infeksi yang terkonfirmasi.

Baca Juga: Pukulan Keras Corona untuk Dunia, China dan Banyak Negara Akui Kewalahan

Sebuah video yang di-posting oleh People's Daily China, harian terbesar di negara itu, menunjukkan perawat dari Provinsi Shaanxi mencukur rambut mereka sebelum dikirim ke Wuhan.

Video lain yang di-posting kantor berita Xinhua menyebutkan, selain mengurangi potensi penyebaran patogen, tidak memiliki rambut juga membuat proses mengenakan dan melepas jubah pelindung atau hazmat, menjadi lebih mudah.

Media lain, China Daily melaporkan, Shan Xia, seorang perawat yang bekerja di Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan, mencukur semua rambutnya pada akhir Januari 2020.

Staf rumah sakit di Wuhan berusaha keras untuk menghemat waktu dan merawat lebih banyak pasien, termasuk dengan mengenakan popok dewasa alih-alih istirahat di kamar mandi.

Business Insider Singapore melaporkan, dampak dari upaya keras itu terlihat pada fisik para petugas medis. Kulit beberapa di antara mereka terlihat lebih putih karena disinfekstan, sementara wajah mereka menunjukkan garis-garis dari masker yang begitu sering dikenakan.

Beban emosional juga tampak jelas, dengan beberapa dokter tampak sangat kelelahan saat berjuang dengan volume kasus yang terus meningkat.

"Saya pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan setiap perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental," kata Candice Qin, seorang terapis yang berbasis di Beijing kepada The Washington Post. "Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusia."

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: