Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Balik Topeng, Xi Jinping Menjerit: Virus Corona Sangat Serius, Harus Dihentikan!

Dari Balik Topeng, Xi Jinping Menjerit: Virus Corona Sangat Serius, Harus Dihentikan! Kredit Foto: Reuters/Gary Cameron
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden China, Xi Jinping, akhirnya muncul ke hadapan publik setelah sekian lama tak menunjukkan diri. Bagai pahlawan bertopeng, Xi Jinping tampil dengan wajah tertutup topeng pelindung dan menyerukan untuk lebih tegas dalam melawan wabah virus corona.

Asal tahu saja, saat ini virus corona telah membunuh 1.011 jiwa dan membuat lebih dari 42.200 orang terinfeksi virus mematikan itu. Xi Jinping menyebut situasi ini sebagai suatu hal yang sangat serius dan butuh penanganan segera.

Baca Juga: Corona Bikin Kepala Cenat-Cenut, Emas Dunia dan Emas Antam Langsung Ciut!

"Epidemi di Hubei dan Wuhan tetap sangat serius. Langkah-langkah yang lebih kuat dan tegas untuk menghentikan momentum penularan," tegas Xi Jinping speerti dilansir dari AFP, Jakarta, Rabu (12/02/2020).

Pemerintah China baru-baru ini mengambil tindakan drastis dengan melarang 56 juta penduduk Hubei meninggalkan wilayah tersebut. Namun, hal itu belum cukup menghapus kritik global yang menilai pemerintah China lamban dalam menanggapi virus mematikan itu.

Baca Juga: Berapi-api, Xi Jinping Yakinkan Jokowi China Bakal Menangi Pertempuran Virus Corona

Tak hanya menyerukan perlawanan serius terhadap virus corona, dalam pernyataan yang disiarkan televisi publik CCTV, Xi berusaha meyakinkan warganya bahwa virus tersebut hanya akan berdampak jangka pendek dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengangguran di China.

"Dampak virus akan berumur pendek dan tidak akan memperhatikan masalah pengangguran dan menghindari PHK skala besar," sambung Xi. 

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: