Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar IPB Sebut AWR Bantu Penyuluh Tingkatkan Produksi Pertanian

Pakar IPB Sebut AWR Bantu Penyuluh Tingkatkan Produksi Pertanian Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar penyuluhan pertanian dari Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB, Prof Sumardjo, mengatakan bahwa keberadaan Agricultural War Room (AWR) merupakan jawaban agar penyuluh pertanian efektif dalam memberdayakan petani untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di masing-masing kecamatan di Indonesia.

AWR yang dikontrol langsung oleh Kementerian Pertanian di Jakarta terhubung langsung dengan Kostratani yang ada di tiap kecamatan, juga Kostrada di kab/kota, dan Kostrawil di provinsi. Kantor Kostratani atau Komando Strategis Pembangunan Pertanian dikelola secara modern dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi untuk memetakan potensi, permasalahan, dan mendata pertanian sampai level lapangan di kecamatan.

Baca Juga: Kementerian SYL Bakal Sempurnakan AWR Room

Guru Besar Penyuluhan IPB itu mangatakan, akurasi dan akuntabilitas data aktual pertanian, baik pangan maupun nonpangan perlu untuk menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat dan efektif.

"Selain itu, potensi dan permasalahan pembangunan pertanian perlu dipantau dan digerakkan melalui informasi yang akurat secara lebih efisien. Hal ini jawabannya adalah melaluiĀ  AWR," tambahnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Pada sisi lain, sambung Prof Sumardjo, jumlah dan kualitas penyuluh pertanian juga perlu ditambah dan ditingkatkan. "Sumber Daya Manusia (SDM) Penyuluh Pertanian perlu ditingkatkan terutama kualitas dan kapasitasnya dalam memberdayakan petani dan kelembagaan petani," paparnya.

Keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah sehingga membatasi kemampuannya dalam rekrutmen penyuluh pertanian Aparat Sipil Negara (ASN), menurutnya, bisa ditutup dengan menghadirkan penyuluh swadaya dan penyuluh swasta.

"Kehadiran penyuluh swadaya dan penyuluh swasta bisa untuk mengatasi keterbatasan jumlah penyuluh," tambahnya.

Menurutnya, anggaran penyuluhan yang memadai dan efektif sangat dibutuhkan. Namun, dengan menghindari penyimpangan dalam realisasi di tingkat daerah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: