Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Korporasi Salim Group Tak Sesuai Ekspektasi, IHSG Tenggelam

Aksi Korporasi Salim Group Tak Sesuai Ekspektasi, IHSG Tenggelam Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tenggelam  0,69% atau turun 41,32 poin kelevel 5.913,08 ditengah optimisme melanda bursa saham Asia. Kemudian, investor asing juga tercatat melakukan aksi beli sebesar Rp477,71 miliar.

 

Head of Research Analyst Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menilai bahwa saham-saham sektor konsumer -2,44% terhempas cukup dalam ditengah aksi korporasi perusahaan Grup Salim tidak sesuai ekspektasi pasar. “Perseroan yang menyatakan prosesnya ini masih sangat awal membuat saham ICBP (-6,32%) dan ICBP (-8,79%),” ujarnya, di Jakarta, Rabu (12/2/2020). 

 

Baca Juga: Salim Group Bakal Akuisisi Perusahaan Asing, Investor Pilih Hengkang dari saham Indofood!

 

Terlepas dari semua sentimen, lanjut Lanjar, kasus pasar modal dan rush money meningkatkan kekhawatiran investor dalam negeri masih cenderung membayangi. Hal ini pun yang membuat IHSG melemah disaat regional dan global menguat. 

 

“Banyaknya institusi keuangan yang mulai mengalami penurunan portofolio aset ekuitasnya terkena dampak rembetan kasus-kasus sebelumnya masih menjadi faktor utama pelemahan IHSG. Rendahnya Credit Default Swap memberikan signal capital inflow yang masuk kepada Surat hutang lebih tinggi saat ini melihat imbal hasil yang relatif juga tinggi,”tambahnya.  

 

Menurutnya, secara teknikal pergerakan IHSG break out level support setelah tidak mampu kembali diatas Moving Average 5 hari. Indikator RSI dan Stochastic berbalik jenuh negatif bergerak menguji area oversold. 

 

“Sehingga kami perkirakan IHSG akan bergerak cenderung kembali melemah menguji support dengan rentang 5877-5961. Saham-saham secara teknikal yang masih cukup menarik diantaranya; WSBP, SMGR, INDF, ICBP, UNVR, TLKM, PGAS, WSKT, SCMA, UNTR,” pungkasnya. 

 

Baca Juga: IHSG Anjlok 0,69% di Akhir Sesi II

 

Sementara itu, mayoritas bursa saham Asia menutup perdagangan dengan optimis menguat. Indeks Nikkei (+0,74%), HangSeng (+0,87%), CSI300 (+0,81%) naik sedangkan TOPIX (-0,04%) turun tipis. Naiknya mayoritas bursa saham Asia diiringi naiknya indeks ekuitas berjangka AS dan Minyak mentah ditengah tanda-tanda penyebaran coronavirus di Tiongkok melambat. Investor melihat optimis bahwa ekonomi global dapat mengatasi badai krisis kesehatan di Tiongkok. Presiden Xi Jinping berjanji Tiongkok akan memenuhi tujuan ekonominya sambil memenangkan pertempuran melawan virus yang kin telah merenggut 1115 jiwa.

 

Kemudian, Bursa Eropa membuka perdagangan pada zona hijau. Indeks Eurostoxx (+0,31%), FTSE (+0,23%) dan DAX (+0,53%) naik dengan perusahaan produsen mobil dan pertambangan memimpin penguatan. Minyak naik kembali di atas $ 50 per barel di New York dan bahan baku termasuk tembaga dan bijih besi naik, sementara obligasi di sebagian besar Eropa melacak Treasury lebih rendah, Emas dan yen juga tergelincir memberikan signal adanya perpindahan aset haven ke beresiko. Euro sedikit berubah pada $ 1,0921. Pound Inggris meningkat 0,2%. Selanjutnya investor akan mengalihkan perhatiannya kepada data persediaan minyak, Tingkat inflasi dan pekerja di AS. Dari dalam negeri investor masih akan memantau kondisi aksi jual investor pada aset berisiko dengan harapan kondusif dan menjadi alasan untuk bergerak rebound.

 

 

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: