Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Batu Bara Acuan Februari US$ 66,89, Terkerek Imbas Virus Corona?

Harga Batu Bara Acuan Februari US$ 66,89, Terkerek Imbas Virus Corona? Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Covid-19 atau biasa disebut virus corona membuat industri di China lesu dan berujung pada persediaan (stockpile) yang kian menepis. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktur Jenderal Minyak dan Batubara, Bambang Gatot Ariyono menuturkan, merosotnya pasokan batu bara China mengakibatkan Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Februari 2020 ikut terkerek ke angka US$ 66,89 per ton.

Baca Juga: Sampai Kini Virus Corona Tak Ganggu Komoditas Batu Bara, Tapi...

"Harga batu bara naik sedikit," ungkap Bambang Gatot, dalam keterangan resmi yang diperoleh, Rabu (12/2/2020).

Dirinya melanjutkan, catatan HBA bulan ini naik tipis dibanding bulan Januari yang berada di level US$ 65,93 per ton atau naik 1,45% (US$ 0,96 per ton). Ketentuan HBA tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 43 K/32/MEM/2020 dan berlaku sejak 1 Februari 2020.

Faktor lain yang menjadi dominan atas pembentuk HBA adalah bencana kebakaran yang sempat melanda Australia serta meningkatnya permintaan batu bara di sejumlah negara seperti Jepang dan Korea Selatan selama musim dingin. Sementara, India dan China membatasi impor dan memanfaakan produksi dalam negerinya sendiri.

HBA bulan Februari akan digunakan untuk penjualan langsung (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Nilai HBA sendiri diperoleh rata-rata empat indeks harga batu bara yang umum digunakan dalam perdagangan batu bara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: