Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dokter Akui Obat Tradisional China Bantu Perangi Wabah Virus Corona

Dokter Akui Obat Tradisional China Bantu Perangi Wabah Virus Corona Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu
Warta Ekonomi, Beijing -

Dalam sebuah artikel yang baru-baru ini dipublikasikan di akun WeChat untuk berita medis, Tang Ying, direktur sebuah rumah sakit di provinsi Henan, menjelaskan cara untuk melindungi para dokter dari virus corona jenis baru atau COVID-19, yaitu dengan mengonsumsi obat tradisional China.

Para staf administrasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan pasien dianjurkan meminum sup jahe kering yang dicampur dengan licorice atau akar manis. Sedangkan dokter yang bekerja di klinik harus meminum Guizhi Tang atau formula yang berbahan dasar kayu manis.

Baca Juga: Ingin Cepat Atasi Virus Corona, China Gabungkan Pengobatan Tradisional dan Modern

Selain itu wajib juga meminum ramuan jamur Fuling dan Bai Zhu, sejenis ramuan yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional China. Ramuan-ramuan ini dipercaya dapat melindungi kekebalan tubuh hingga memperkuat fungsi limpa.

"Kali ini di garda depan medan perang melawan virus corona jenis baru, pengobatan China tidak boleh absen," tulis Tang Ying.

Pendekatan tradisional ini sejalan dengan rekomendasi pemerintah China untuk mengobati gejala virus. Komisi Kesehatan Nasional China pada pekan lalu menerbitkan saran, diantaranya untuk menambahkan bahan yang biasa digunakan oleh praktisi pengobatan tradisional selain juga obat-obatan barat.

Masih belum ada obat untuk penyakit yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, ini. Beberapa dokter dan individu pun lantas beralih ke pengobatan tradisional. Namun langkah ini telah memicu perdebatan tentang efektivitas dan keamanan ramuan tersebut.

Seberapa manjur?

"Ada perdebatan mengenai apa yang diidentifikasi dalam pengobatan (modern) dan apa yang diidentifikasi dalam (pengobatan) kami," Shelley Ochs, praktisi pengobatan tradisional Cina Beijing mengatakan kepada DW.

Shelley Ochs sendiri memperoleh gelar doktor dari Akademi Ilmu Pengetahuan Medis Cina. Ia mengatakan bahwa para profesional yang terlatih dalam pengobatan tradisional China memiliki serangkaian pertimbangan berbeda dalam mengidentifikasi, memerangi, dan mencegah penyakit.

"Kami menargetkan gejala-gejala yang ditunjukkan oleh seseorang dan kami menargetkan seluruh polanya."

Ketika menghadapi wabah SARS pada 2003 lalu, Komisi Kesehatan juga mempromosikan penggunaan obat tradisional bagi pasien yang menderita kerusakan tulang akibat efek samping penggunaan steroid.

Penggunaan obat-obatan tradisional ini merupakan upaya pemerintah untuk meremajakan dan menyebarkan praktik pengobatan tradisional. Kantor Informasi Dewan Negara China memperkirakan pasar ini pada tahun 2020 akan mencapai omzet sebesar 397 miliar euro (Rp5,9 kuadriliun).

Namun langkah penggunaan obat tradisional ini ditanggapi secara skeptis oleh sejumlah tenaga medis profesional karena ketiadaan regulasi dan pengujian.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: