Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Layanan Konseling Aktif 24 Jam, Warga China Diduga Depresi Lihat Realita Corona

Layanan Konseling Aktif 24 Jam, Warga China Diduga Depresi Lihat Realita Corona Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Beijing -

Ratusan layanan hotline telepon untuk konseling kesehatan mental terus berdering selama 24 jam di China dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah warga mulai merasa resah, karena wabah virus corona yang tak kunjung usai.

Sebuah survei oleh Chinese Psychology Society yang diterbitkan media pemerintah pada pekan lalu menemukan bahwa, dari 18 ribu orang yang disurvei, sebanyak 42,6 persen tidak merasa cemas atau stres dengan wabah virus corona. Sementara, 5.000 orang dievaluasi untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD). Dari jumlah tersebut, sebanyak 21,5 persen memiliki gejala PTSD.

Baca Juga: Gak Punya Langkah Signifikan, China Copot Ketua Partai Komunis Hubei

Layanan hotline tersebut adalah bagian dari respons tingkat pertama pemerintah untuk menangani dampak psikologis dari keadaan darurat kesehatan. Strategi itu pertama kali digunakan setelah gempa bumi di Sichuan pada 2008 yang menewaskan 87.150 orang.

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan lebih dari 300 hotline telah diluncurkan di seluruh negeri untuk memberikan dukungan terhadap kesehatan mental terkait dengan virus corona. Layanan tersebut didukung oleh departemen psikologi universitas, layanan konseling dan LSM.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), China hanya memiliki 2,2 psikiater untuk setiap 100 ribu orang. Jumlah tersebut lima kali lebih sedikit daripada di Amerika Serikat (AS).

Seorang psikolog yang berbasis di Shanghai, Cheng Qi mengatakan, sebuah hotline nasional yang dijalankan oleh Beijing Normal University kewalahan menerima telepon dari warga setempat.

Cheng mengatakan, ada salah satu penelpon yang mengalami depresi kronis. Penelpon itu menyatakan bahwa dia memiliki keinginan untuk bunuh diri, karena dipicu oleh berita buruk terkait wabah virus corona.

"Ini bukan virus (yang menyebabkan depresi), tetapi virus yang merangsang itu (depresi)," ujar Cheng.

Sementara itu, seorang psikoterapis di Tsinghua University, Xu Wang yang bekerja dengan hotline resmi di kota Beijing mengatakan, ada tantangan besar bahwa banyak warga yang mengalami kecemasan akibat wabah virus corona. Penelpon seringkali memiliki masalah somatik.

"Penelepon sering memiliki masalah somatik, dan mungkin berkata, 'Saya tidak bisa makan dengan baik, tidak bisa tidur nyenyak, dan saya ingin tahu apakah itu infeksi virus,'" ujar Xu.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: