Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saat Ekonomi Penuh Ketidakpastian, Obligasi Bisa Jadi Pilihan

Saat Ekonomi Penuh Ketidakpastian, Obligasi Bisa Jadi Pilihan Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam kondisi ekonomi yang dibayangi dengan ketidakpastian seperti saat ini, Bank Commonwealth merekomendasikan investor yang memiliki profil risiko moderat untuk sementara dapat menambahkan porsi portofolionya ke dalam instrumen pendapatan tetap yakni obligasi. Untuk investor yang memiliki profil risiko agresif dapat memanfaatkan peluang ini untuk menambah porsi aset kelas saham di portofolionya melalui reksa dana saham. 

 

Pasalnya, ekspektasi untuk memulai tahun 2020 dengan lebih cerah, yang didukung oleh ditandatanganinya kesepakatan perdagangan fase satu antara AS dan Tiongkok, memudar setelah munculnya wabah virus corona yang menimbulkan kekhawatiran akan memberi dampak negatif terhadap ekonomi global. 

 

Baca Juga: Virus Corona Jadi Biang Kerok Keruhnya Pasar Saham

 

Melihat kondisi tersebut, Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya membeberkan strategi investasi yang dapat dilakukan pada bulan. Salah satunya, dengan menambah portofolio di reksa dana saham bagi investor yang memiliki profil risiko agresif dan menambahkan instrumen pendapatan tetap yakni obligasi ke dalam portofolio bagi investor yang memiliki profil risiko moderat. 

 

“Obligasi, yang merupakan surat utang yang berisi janji dari penerbit surat utang untuk membayar sejumlah imbalan berupa bunga dalam suatu periode tertentu dan akan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pembeli surat utang tersebut, memberikan tiga keuntungan bagi investor,” ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (13/2/2020). 

 

Keuntungan yang disebutkan Ivan yang pertama, investor akan mendapatkan kupon secara berkala, yang tingkat kuponnya biasanya lebih tinggi dari bunga deposito. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kupon seperti kredibilitas penerbit, jangka waktu obligasi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga acuan, dsb. 

 

Kedua, berpotensi memperoleh capital gain, jika obligasi tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Ketiga, risiko yang lebih rendah dibandingkan instrumen saham. 

 

“Harga obligasi di pasar sekunder cenderung memiliki volatilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan instrumen saham. Bahkan untuk obligasi yang diterbitkan pemerintah para pelaku pasar sepakat bahwa instrumen tersebut merupakan instrumen yang bebas risiko alias risk free,” ungkapnya. 

 

Baca Juga: Modal Asing Dikuras, Pasar Investasi Domestik Tumbang!

 

Untuk tahun 2020 ini, pemerintah rencananya akan menerbitkan SBN ritel sebanyak 6 kali yakni seri ORI dan SR masing-masing hanya 1 kali penerbitan, sementara seri SBR dan ST masing-masing sebanyak 2 kali penerbitan. Seri perdana SBN Ritel tahun ini telah ditawarkan pemerintah pada akhir Januari lalu yakni SBR009 dengan masa pemesanan 27 Januari – 13 Februari 2020. Sementara SBN Ritel berikutnya rencananya akan ditawarkan pada 24 Februari 2020. Investor dapat membeli SBN Ritel ini kapan saja selama masa penawaran melalui aplikasi Commbank SmartWealth. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: