Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peneliti WHO Mulai Deteksi Fenomena 'Gunung Es' Virus Corona

Peneliti WHO Mulai Deteksi Fenomena 'Gunung Es' Virus Corona Kredit Foto: Getty Images/AFP/Fabrice Coffrini
Warta Ekonomi, Jenewa -

Para peneliti di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat memprediksi bahwa kasus penularan penyakit akibat virus corona baru (Covid-19) yang tercatat selama ini hanya pucuk dari fenomena 'gunung es'. Metode deteksi baru yang diberlakukan otoritas kesehatan di Hubei mengindikasikan bahwa prediksi itu benar adanya.

Sepanjang Rabu (12/2/2020) hingga Kamis (13/2/2020) tercatat lonjakan kasus perhari mencapai 15.407 kasus. Jumlah itu jauh lebih banyak dari lonjakan per hari paling tinggi sebelumnya sebanyak 3.925 kasus pada 4 Februari lalu.

Baca Juga: WHO: Wabah Corona Bisa Menyebar ke Segala Arah

Dengan lonjakan penularan kemarin, jumlah total kasus Covid-19 mencapai 60.326 kasus di seluruh dunia, 59.823 kasus di antaranya di China.

Lonjakan drastis juga tercatat pada jumlah kematian. Sebanyak 253 kematian tercatat, kemarin.

Jumlah itu lebih dari dua kali lipat angka kematian perhari paling tinggi sebelumnya, yakni sebanyak 108 kematian pada 10 Februari. Sebagian besar kematian tersebut tercatat di Provinsi Hubei, tempat virus korona baru itu berasal.

Pejabat kesehatan di Hubei mengatakan, lonjakan angka-angka tersebut sehubungan diterapkannya metode baru pemindaian Covid-19, kemarin. Pada pekan lalu, mereka menyatakan akan mulai mengenali hasil pemindaian terkomputerisasi (CT) sebagai konfirmasi infeksi, yang memungkinkan rumah sakit untuk mengisolasi pasien lebih cepat.

Hubei sebelumnya hanya mengizinkan konfirmasi infeksi dengan tes RNA yang dapat memakan waktu berhari-hari untuk memproses identifikasi yang akhirnya dan menunda pengobatan. RNA atau asam ribonukleat ini membawa informasi genetik yang memungkinkan identifikasi organisme seperti virus.

Dengan menggunakan CT scan yang mengungkap infeksi paru-paru akan membantu pasien menerima pengobatan sesegera mungkin. Cara ini pun dapat meningkatkan peluang pemulihan lebih besar.

Spesialis politik China di Sekolah Kebijakan & Strategi Global di UC San Diego Victor Shih menyatakan, lompatan mendadak dalam kasus-kasus baru menimbulkan pertanyaan tentang komitmen China terhadap transparansi.

"Penyesuaian data hari ini membuktikan tanpa keraguan bahwa mereka telah memiliki dua digit angka untuk dikonfirmasi terinfeksi selama ini," katanya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: