Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kontroversinya Tak Berkesudahan, Yudian Disemprot Gagal Paham hingga Kufur Sejarah

Kontroversinya Tak Berkesudahan, Yudian Disemprot Gagal Paham hingga Kufur Sejarah Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi yang menyebut agama adalah musuh terbesar Pancasila menuai kontroversi. 

Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila, Arif Rahman menilai pernyataan Yudian kufur terhadap sejarah. Menurutnya, justru Pancasila direkatkan dan lahir atas literatur berbagai agama yang ada di Indonesia.

"Sederhana saja menurut saya, pertama, perlu klarifikasi dari beliau (Kepala BPIP) agar tidak terus menjadi polemik dan kegaduhan," kata Arif kepada wartawan, Jumat (14/2/2020).

Baca Juga: Era SBY Lebih Baik dan Adem Tanpa BPIP

Berdasarkan fakta sejarah, ia menyampaikan bahwa Presiden pertama Indonesia, Soekarno menyatakan bahwa dirinya menggali unsur agama, budaya, dan kultur bangsa dalam merumuskan Pancasila.

"Sila pertama Pancasila kita adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, mana mungkin jadi musuh jika sila pertama saja sudah mengakui keesaan Tuhan," ucap Arif.

Jika yang dimaksud Kepala BPIP adalah terkait kelompok-kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila yang dikelompokkan dalam kelompok umat beragama, maka ia menilai pernyataan Kepala BPIP sangat tidak relevan jika menghadap-hadapkan Pancasila dengan agama.

Baca Juga: Digempur Kritik Sana-Sini, Yudian Buka Suara: Pancasila Itu Bukan Thogut

"Sangat disayangkan memang pernyataan beliau. Bahkan menurut saya beliau gagal paham dan kufur sejarah. Untuk itu, perlu dengan segera beliau mengklarifikasi statement-nya sebagai seorang pejabat negara yang memiliki tugas membumikan Pancasila," kata Arif.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: