Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Kehabisan Makanan, WNI Bertahan Hidup dengan Makanan Ringan saat Wuhan Diisolasi

Sempat Kehabisan Makanan, WNI Bertahan Hidup dengan Makanan Ringan saat Wuhan Diisolasi Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mushela Karentia merupakan salah satu mahasiswi semester empat jurusan manajemen bisnis di Wuhan University, yang baru saja dipulangkan usai menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau.

 

Dia satu dari 238 orang yang dipulangkan dari Wuhan, Hubei, China. 

 

Kini warga asal Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu sudah kembali ke pelukan keluarganya setelah menjalani proses observasi.

 

Baca Juga: Cerita Pengalaman di Wuhan, WNI Gal Boleh Keluar Lebih Dari 500 Meter

 

Salah satu adik kandung Mushela, Cerry menceritakan perjuangan kakaknya selama berada di Wuhan. Ketika itu, kakaknya terisolasi dan tidak boleh keluar dari Wuhan.

 

Mushela ketika itu diberi pesan oleh keluarga agar menyantap makanan kemasan. Dia tidak diperkenankan menyantap makan-makanan yang terbuka.

 

"Keluarga pesan supaya makan makanan tertutup seperti ciki dan sejenisnya, yang penting bukan makanan yang terbuka," kata adik kandung Mushela, Cherry (17), Sabtu (15/2/2020).

 

Sang kakak, kata Cherry, sudah tujuh bulan menimba ilmu di Wuhan. Itu dia dapat melalui beasiswa dari pemerintah.

 

“Kakak saya sekolah di Wuhan sejak tujuh bulan lalu melalui beasiswa pemerintah," kata dia.

 

Baca Juga: Menkes Persilakan WNI Pascaobservasi Langsung Berbaur dalam Masyarakat

 

Sejak wabah korona merebak di Wuhan, kata dia, keluarga yang kini tinggal di kawasan Serang, Cikarang Selatan sempat khawatir. Namun, kakaknya itu memastikan makanan yang disantap merupakan makanan yang terjaga.

 

"Di Wuhan sempat stok makanannya habis, tapi kakak saya bilang jangan khawatir. Makanan di sini (Wuhan) terjaga dan aman," katanya.

 

Makanan instan tersebut diperoleh WNI dengan cara membelinya menggunakan kocek pribadi dari sejumlah minimarket yang berdekatan dengan pusat karantina.

 

Selain mengonsumsi makanan ringan dalam kemasan plastik tertutup, Mushela juga diminta keluarga untuk terus berdoa. Untuk konsumsi minuman pun dipilih secara selektif menggunakan air mineral kemasan. Terlebih, ketika itu stok makanan di Wuhan sempat habis. "Situasi ini terjadi hampir dua bulan," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: