Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fakta Baru: Xi Jinping Sudah Tahu Bahaya Virus Corona Sebelum Wabah Melanda

Fakta Baru: Xi Jinping Sudah Tahu Bahaya Virus Corona Sebelum Wabah Melanda Kredit Foto: Reuters/Gary Cameron
Warta Ekonomi, Beijing -

Pemimpin China, Xi Jiniping, dilaporkan telah menyadari potensi bahaya virus Corona semiggu sebelum peringatan umum diberikan. Itu diketahui dari pidato Jinping yang dirilis ke publik.

Wabah ini mulai terjadi pada bulan Desember di Wuhan, Ibu Kota provinsi China tengah Hubei. Sejak itu menyebar ke lebih dari 24 negara dan mendorong tindakan pencegahan dari pemerintah China, termasuk menutup kota dengan populasi gabungan lebih dari 60.000.000.

Setelah Presiden China Xi Jinping tidak terlihat memainkan perannya di depan publik pada awal epidemi, media China pada Sabtu malam menerbitkan pidato sang presiden pada 3 Februari. Dalam pidatonya, Jinping mengatakan ia memberikan petunjuk tentang memerangi virus sejak 7 Januari.

Baca Juga: Lama Tak Muncul, Kim Jong Un Tampil di Tengah Wabah Virus Corona untuk Kunjungi. . . .

Ini menunjukkan jika pemimpin China telah menyadari potensi seberapa parahnya wabah dengan baik sebelum bahaya tersebut diketahui oleh masyarakat.

Tidak sampai akhir Januari para pejabat mengatakan virus ini dapat menyebar antar manusia dan alarm publik pun mulai meningkat. Dalam pidatonya, Jinping juga mengungkapkan bahwa ia memerintahkan penutupan pusat penyebaran virus.

"Pada 22 Januari, ketika epidemi menyebar dengan cepat dan tantangan pencegahan serta pengendalian, saya membuat permintaan yang jelas bahwa provinsi Hubei menerapkan secara komprehensif dan kontrol ketat atas arus orang keluar," kata Jinping seperti disitir dari New Zealand Herald, Minggu (16/2/2020).

Baca Juga: Gak Becus Tangani Virus Corona, Sejumlah Pejabat China Dipaksa Lengser!

Pada tanggal 23 Januari, Wuhan menjadi kota pertama yang memaksakan penghentian transportasi keluar. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Jinping sebelumnya dipandang tidak mengambil tindakan apa pun dalam menghadapi krisis, sementara otoritas di Hubei dan Wuhan menghadapi kemarahan publik atas penanganan awal epidemi.

Kemarahan mencapai puncaknya awal bulan ini setelah kematian Li Wenliang, seorang dokter muda yang ditegur oleh polisi setempat karena mencoba untuk menyebarkan peringatan tentang virus Corona. Ia akhirnya meninggal karena penyakit itu sendiri. Dalam tanggapan terhadap kemarahan, pejabat Partai Komunis di Hubei dan Wuhan dipecat dan diganti pada minggu lalu.

Baca Juga: Menlu Pompeo Sebut Aliansi Rusia-China Akan 'Mati' dan Barat Bakal Menang

Dalam pidato yang dipublikasikan ini diketahui jika Jinping menyarankan Partai Komunis China untuk bertindak tegas. Namun, di sisi lain, publikasi ini membuka kritik atas Jinping mengapa masyarakat umum tidak diberitahu lebih cepat.

Kepercayaan dalam pendekatan pemerintah untuk menghadapi wabah tetap menganga setelah epidemi SARS 2002 dan 2003, yang tertutup selama berbulan-bulan. Bahkan ketika pihak berwenang telah berjanji untuk bersikap transparan, mereka telah melabeli orang seperti Li Wenliang sebagai penyebar rumor.

Sementara itu jurnalis warga yang menentang narasi resmi telah menghilang dan diyakini ditahan. Hingga saat ini, secara global virus Corona Covid-19 telah menewaskan 1.669 dengan mayoritas korban meninggal di China yang mencapai 1.665. Sementara 69,256 orang dikonfirmasi telah terinfeksi dengan korban terbanyak di China yang mencapai 68.500. Sementara itu, 9.626 orang dinyatakan sembuh.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: