Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Blak-blakan Soal FPI, Ade Armando: Kewajiban Orang Beragama Tegakkan Kebenaran Lawan Kemungkaran

Blak-blakan Soal FPI, Ade Armando: Kewajiban Orang Beragama Tegakkan Kebenaran Lawan Kemungkaran Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando, tanpa basa-basi membongkar sejumlah kejahatan Front Pembela Islam (FPI). Salah satu di antaranya adalah ketika mereka meminta perempuan bule waktu di Bali.

Tidak hanya itu, Ade juga menyerang dua pemimpin organisasi tersebut. Pertama, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, dan kedua, Ketua Umum FPI, Sobri Lubis.

Baca Juga: Ronde Baru FPI Vs Ade Armando: Perang Adu Mulut Akankah Berakhir?

Ade menyebut, Rizieq bukanlah ulama berpendidikan Islam yang mendalam. Menurutnya, Rizieq cuma kebetulan saja beretnik Arab, fasih bicara Arab, dan bisa membangun citra bahwa yang bersangkutan adalah keturunan Nabi Muhammad.

Selain itu, Ade juga menyebut Sobri Lubis orang yang berangasan. Ade mengaku masih menyimpan video di saat dia menyerukan pendukungnya untuk membunuhi pemeluk Ahmadiyah. Lantas, apa alasan Ade secara terang-terangan, blak-balakan, membongkar kejahatan FPI dan para pemimpinnya itu?

"Kewajiban seorang beragama adalah menegakkan kebenaran dan melawan kemungkaran," kata Ade, Minggu (16/2/2020).

Oleh karena itu, Ade menegaskan semua orang harus bicara terbuka. Selama ini, lanjut dia, keluhan mengenai ancaman soal perilaku FPI sudah sering terdengar.

"Ini pula yang menyebabkan pemerintah menolak untuk mengabulkan permintaan FPI agar bisa terdaftar sebagai organisasi resmi," ujarnya.

Ade berpandangan sikap pemerintah itu harus didukung. Jangan sampai FPI dan pendukungnya membangun kesan seolah-olah pemerintah menzalimi organisasi Islam dengan menolak permohonan izin FPI.

"Kita harus berani mengatakan FPI itu jahat. Pemerintah tidak perlu membubarkan FPI. Cukup tidak memberi izin saja," kata Ade.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Umum sekaligus kuasa hukum DPP FPI, Azis Yanuar, mengaku tak akan pernah bosan berharap aparat penegak hukum bisa adil. FPI melaporkan Ade ke Polda Metro Jaya pada Selasa malam, 11 Februari 2020.

Laporan FPI ke Polda Metro ini karena sehari sebelumnya ditolak Bareskrim. FPI melaporkan Ade karena menyebut FPI preman dan seperti Nazi dalam Youtube Realita tv.

Azis bahkan menyebut Ade layak dapat award kebal hukum. Sebabnya, dengan rentetan sejumlah kasus, Ade seharusnya tak bisa bebas berkeliaran. Apalagi pada kasus beberapa tahun lalu, Ade sudah menjadi tersangka. Namun, dia lalu dapat Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) untuk kelanjutan proses hukumnya.

Baca Juga: Pemprov Bali Bakal Sediakan Loket Pungutan Wisman di Terminal Domestik Bandara

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: