Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ilmuwan China Sebut Riset WCDC Sebagai Awal Petaka Corona

Ilmuwan China Sebut Riset WCDC Sebagai Awal Petaka Corona Kredit Foto: New York Post/Tangkapan Layar YouTube
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bukti-bukti virus corona yang meneror dunia sengaja diciptakan China mulai menemukan titik terang. Laboratorium di Wuhan yang menampung 600 kelelawar yang menyerang dan "mengencingi" para ilmuwan dinyakini tempat pertama penyebaran virus corona.

Seperti dilansir dari The Sun, seorang peneliti di Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan (WCDC) yang dikencingi juga memiliki kelelawar pengisap darah di kulitnya dan dipaksa untuk mengarantina dirinya sendiri, kata sebuah jurnal akademis.

Baca Juga: Jumlah Kasus Baru Menurun, China Klaim Wabah Corona Bisa Dikontrol

Bahkan, para ilmuwan di Universitas Teknologi Cina Selatan di Guangzhou percaya bahwa lab itu bisa menjadi asal mula pandemi yang mematikan itu. Fasilitas ini terletak 300 meter dari pasar makanan Wuhan yang terkenal di mana pemerintah China mengklaim wabah itu telah menewaskan lebih dari 1.500 orang-dimulai pada bulan Desember

Ditulis oleh Botao Xiao dan Lei Xiao, jurnal penelitian mengklaim WCDC "hewan yang ditampung di laboratorium untuk tujuan penelitian" termasuk 605 kelelawar yang ditangkap di provinsi terdekat.

Makalah tersebut yang berjudul "Kemungkinan asal mula coronavirus 2019-nCoV" melaporkan bahwa seorang peneliti bernama JH Tian "pernah diserang oleh kelelawar" dan bahwa "darah kelelawar ada di kulitnya."

Menurut jurnal itu, Tian mengisolasi dirinya selama 28 hari setelah "kelelawar mengencingi dia. Selain pasar makanan Wuhan, lab yang terletak di dekat rumah sakit Union tempat sekelompok dokter menjadi yang pertama terinfeksi.

Makalah itu menyatakan: "... kelelawar tapal kuda China adalah reservoir alami untuk coronavirus sindrom pernafasan akut parah (SARS-CoV) yang menyebabkan wabah SARS pada tahun 2003."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: