Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ancam Rusia, Turki: Kami Akan Bangun Gedung Pencakar Langit dari Tengkorak Tentara Rusia

Ancam Rusia, Turki: Kami Akan Bangun Gedung Pencakar Langit dari Tengkorak Tentara Rusia Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Ankara -

Duta Besar Rusia untuk Turki, Alexei Yerkhov, dan staf kedutaan menerima ancaman mengerikan dari sekelompok pihak di Ankara. Ancaman muncul ketika kedua negara tersebut bersitegang terkait konflik Ankara dan rezim Damaskus di Idlib, Suriah.

Menurut Yerkhov ancaman yang dipublikasikan itu menyatakan Turki akan membangun gedung pencakar langit dari tengkorak tentara Rusia. Dia tidak merinci dari mana ancaman itu yang diterima dirinya dan staf kedutaan. Namun, di masa lalu, pendahulu Yerkhov ditembak mati seorang pria radikal Turki yang memprotes operasi militer Rusia di Suriah.

Kedua negara telah bersitegang dalam sepekan ini setelah Moskow mendukung operasi militer pasukan rezim Suriah terhadap kelompok teroris di Idlib. Ankara yang mendukung kelompok oposisi Suriah di Idlib menentang operasi militer tersebut dan menginginkan Idlib sebagi zona gencatan senjata.

Baca Juga: Terkait Idlib, Trump Berterima Kasih pada Erdogan

Yerkhov mengaku tidak memasukkan ancaman seperti itu ke dalam hati meski telah membuatnya terganggu. Alasannya, dia adalah perwakilan resmi pemerintah Rusia.

"Sejauh menyangkut ancaman, kami telah membahasnya secara panjang lebar, dan bahkan mempublikasikan (ancaman) yang paling menjijikkan. Di antara yang terakhir kami terima tadi malam dan pagi ini adalah komentar seperti; 'Kami akan membangun gedung pencakar langit dari tengkorak pasukan Anda', dan 'Anda akan membayar harga untuk setiap tetes darah yang Anda tumpahkan', dan seterusnya," ungkap Yerkhov kepada Zvezda pada hari Minggu (16/2/2020).

Diplomat itu mencatat bahwa dia tidak bisa tidak memperlakukan ancaman seperti itu dengan sangat serius, karena itu bukan hanya masalah ancaman terhadap dirinya sendiri.

“Seseorang mungkin mengatakan bahwa ini adalah kasus orang yang melepaskan semangat dan orang lain mungkin mengatakan ini demokratis. Sulit untuk tidak setuju dengan sudut pandang ini. Tetapi pada saat yang sama tindakan tersebut tidak dapat diterima, karena kita tidak berbicara tentang kedutaan atau duta besar, tetapi tentang Rusia dan semua perwakilannya," tegas Yerkhov.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: