Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Save Our Sea: Saatnya Masyarakat Pesisir Lebih Berdaya

Oleh: Dwi Mukti Wibowo, Pemerhati masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan

Save Our Sea: Saatnya Masyarakat Pesisir Lebih Berdaya Kredit Foto: Antara/Iggoy el Fitra

Perlu Program Pemberdayaan

Secara sosiologis, masyarakat pesisir memiliki ciri yang khas dalam hal struktur sosial, yaitu kuatnya hubungan antara patron dan klien dalam hubungan pasar pada usaha perikanan. Biasanya patron memberikan bantuan berupa modal kepada klien. Hal tersebut merupakan taktik bagi patron untuk mengikat klien dengan utangnya sehingga bisnis tetap berjalan.

Dari masalah utang-piutang tersebut sering terjadi konflik, namun konflik yang mendominasi adalah persaingan antar-nelayan dalam memperebutkan sumberdaya ikan yang jumlahnya mulai terbatas. Oleh karena itu, sangatlah penting adanya pihak yang dapat mengembangkan sumberdaya laut dan mengatur pengelolaannya. Adanya ketidakberdayaan para nelayan miskin terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik, yang berlaku terhadap mereka di tiap-tiap daerahnya. Hal tersebut kemudian mengakibatkan kemiskinan semakin menjadi-jadi dan menekan mereka untuk tetap hidup di dalam garis kemiskinan.

Baca Juga: Save Our Sea: Membangun Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat

Untuk itu diperlukan sebuah upaya dari dari semua pihak, utamanya pemerintah daerah dan pusat untuk memberikan dukungan kepada para nelayan miskin ini sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan kemudian menjadi mandiri secara ekonomi karena kemapanan mereka. Untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir, terutama para nelayan miskin, pemerintah telah melakukan berbagai program pemberdayaan masyarakat.

Salah satunya adalah program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang dikembangkan secara nasional. Program PEMP ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pendekatan ekonomi dan kelembagaan sosial.

Program PEMP yang dibentuk oleh pemerintah pusat ini sudah memberikan dampak positif bagi para nelayan miskin di daerah pesisir. Contoh kasusnya adalah pendapatan para nelayan di daerah Halmahera Utara. Sebelum diberlakukannya strategi pemberdayaan dalam bentuk PEMP ini, para nelayan memperoleh pendapatan yang rendah dikarenakan pedagang ikan lebih memiliki nilai tawar yang tinggi dibanding nelayan dalam menentukan harga ikan hasil tangkapan. Ketergantungan nelayan terhadap para pedagang ikan mengakibatkan kesulitan bagi mereka, bahkan bisa disebut sebagai bentuk patron-client di antara nelayan dan pedagang ikan.

Maka setelah PEMP berjalan, pendapatan nelayan mengalami peningkatan yang  sangat signifikan antara 100-288%.

Pendekatan Pemberdayaan

Pada intinya program pemberdayaan dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu (1) Pendekatan Kelembagaan. Pendekatan ini untuk memperkuat posisi tawar masyarakat karena mereka harus terhimpun dalam suatu kelembagaan yang kokoh sehingga segala aspirasi dan tuntutan mereka dapat disalurkan secara baik. Kelembagaan ini juga dapat menjadi penghubung (intermediate) antara pemerintah dan swasta. Selain itu, kelembagaan ini juga dapat menjadi suatu forum untuk menjamin terjadinya perguliran dana produktif di antara kelompok lainnya.

(2). Pendampingan. Keberadaan pendamping memang dirasakan sangat dibutuhkan dalam setiap program pemberdayaan. Masyarakat belum dapat berjalan sendiri mungkin karena kekurangtahuan, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan yang rendah, atau mungkin masih kuatnya tingkat ketergantungan mereka karena belum pulihnya rasa percaya diri mereka di masa lalu. Peran pendamping sangatlah vital dan diperlukan untuk mendampingi masyarakat menjalankan aktivitas usahanya.

(3). Dana Usaha Produktif Bergulir. Pada program PEMP juga disediakan dana untuk mengembangkan usaha-usaha produktif yang menjadi pilihan dari masyarakat itu sendiri. Setelah kelompok pemanfaat dana tersebut berhasil, mereka harus menyisihkan keuntungannya untuk digulirkan kepada kelompok masyarakat lain yang membutuhkannya.

Pengaturan pergulirannya akan disepakati di dalam forum atau lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sendiri dengan fasilitasi pemerintah setempat dan tenaga pendamping.

Dilandasi dari hal di atas, pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merumuskan suatu bentuk program yang tidak hanya memberikan bantuan pinjaman modal secara bergulir, tetapi juga memberdayakan masyarakat. Program ini diberi nama Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang sesuai dengan prinsip pemberdayaan yaitu helping the poor to help themselves.

Program PEMP secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir usia produktif skala mikro melalui pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan kelembagaan, penggalangan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan dan diversifikasi usaha yang berkelanjutan dan berbasis sumberdaya lokal.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: