Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Oh, Ternyata Ini yang Bikin Neraca Dagang RI Tekor US$ 0,86 Miliar

Oh, Ternyata Ini yang Bikin Neraca Dagang RI Tekor US$ 0,86 Miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Neraca perdagangan Indonesia Januari 2020 mencatat defisit 0,86 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar 0,06 miliar dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko, mengatakan bahwa defisit ini terutama dipengaruhi oleh menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas akibat kenaikan impor barang konsumsi dan barang modal untuk kegiatan produktif. Selain itu, kinerja ekspor nonmigas juga belum kuat sejalan dengan kondisi global yang belum kuat.

Baca Juga: Januari, Neraca Dagang RI Tekor US$0,86 Miliar

"Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas meningkat didorong oleh menurunnya ekspor migas, meskipun impor migas juga telah lebih rendah dari bulan sebelumnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Neraca perdagangan nonmigas pada Januari 2020 tercatat surplus 0,32 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 0,94 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut satu sisi dipengaruhi oleh kenaikan impor nonmigas yakni impor barang konsumsi dan barang modal seperti kendaraan dan bagiannya.

Di sisi lain, kinerja ekspor nonmigas belum kuat, terutama akibat menurunnya ekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati serta komoditas bijih, kerak, dan abu logam yang menurun, sedangkan ekspor komoditas logam mulia, perhiasan/permata, serta besi dan baja meningkat sejalan dengan permintaan global yang masih kuat.

"Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas pada Januari 2020 meningkat menjadi sebesar 1,18 miliar dolar AS, dari defisit 1,00 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya," ungkapnya.

Peningkatan defisit tersebut terutama akibat kinerja ekspor migas yang menurun sejalan dengan menurunnya ekspor minyak mentah dan gas, meskipun impor migas juga menurun baik dalam bentuk hasil minyak dan gas.

BI memandang neraca perdagangan Januari 2020 mengindikasikan permintaan domestik yang tetap baik. Peningkatan impor barang konsumsi menggambarkan daya beli yang tetap terjaga. Sementara, peningkatan impor barang modal mencerminkan keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap positif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: