Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengulas Kecanggihan Capsule Bus, Tayo-nya Jambi Bersama CEO Multi Inti Digital Bisnis

Mengulas Kecanggihan Capsule Bus, Tayo-nya Jambi Bersama CEO Multi Inti Digital Bisnis Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Bagaimana komposisi karyawan di dalam MDT sendiri? Apakah lebih banyak milenial dibandingkan gen Z atau Y?

Jadi, MDT (Multi Inti Digital Transportasi) itu kan bagian dari MDB. Secara overall lebih dari 70 persen karyawan kami milenial, di bawah 30 tahun. Kami total ada 130-an karyawan. 80-an orang itu milenial.

Sulitkah mengoordinasikan tenaga kerja milenial karena cenderung punya pandangan sendiri terhadap sesuatu?

Ya, susah-susah gampang. Artinya kami musti tahu behaviour-nya. Karena ya saya juga susah ngatur anak saya. Dikerasin susah, dibiarin enggak bener. Kami di sini mencoba menerapkan flexibel hours. Orang enggak harus datang pas jam 8. Ya kami kasih toleransi paling telat satu jam. Dan sorenya juga enggak jam 5 bubar pulang. Anak-anak di sini jam 5-6 masih di sini diskusi. Cara berpakaian bebas. 

Kalau loyalitas, memang sekarang loyalitas tidak seperti dulu. Mereka lebih ke personal centric dan lifestyle centric. Yang saya harapkan, mereka tidak loyal terhadap perusahaan. Tapi saya harap mereka loyal kepada profesinya.

Misalnya dia adalah seorang desainer grafis. Ya dia loyal terhadap bahwa dia harus menghasilkan karya yang bagus sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tapi kalau dia ingin berkembang dengan pindah, ya itu hak dia. Sekarang agak susah untuk nahan orang. Kalau dulu ikatan antara brand dengan personal itu kuat. Sekarang masih ada, tapi sudah bergeser.

Biasanya apa yang menjadi demand milenial supaya nyaman bekerja di kantor?

Mereka ternyata suka fleksibilitas jam kantor. Suasana kantor juga. Zaman dulu kan kantor di kotak-kotakkan. Sekarang meskipun mereka sudah disediakan meja di dalam ruangan, mereka lebih senang untuk bekerja di area open space dan berdiskusi secara terbuka. Kadang satu meja beramai-ramai. Itu mereka lebih menikmati kerja. Saya lebih result oriented. Masing-masing orang harus juga punya target sekian, dan itu yang saya kejar. Enggak perlu setiap hari nanyain.

Kalau dari segi konsumen, proporsi milenial dan nonmilenial berapa persen?

Kami juga melakukan analisis karena target kami memang milenial juga, jadi mereka yang jadi penumpang itu yang masih sekolah, pegawai juga yang muda, yang jiwanya milenial. Jadi, desain bus kami pun milenial. Desain bus itu kami giring ke sana, melihat sekarang ramai Bus Tayo, jadi agak mirip ke sana gitu. Bedanya ini sophisticated.

Ini juga bisa jadi sarana pembelajaran bagi anak-anak TK atau SD. Bus disewa untuk study tour, jadi anak-anak bisa belajar pakai kartu elektronik. Jadi, di kalangan anak-anak ya senang.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: