Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diamond Princess Siaga, Sejumlah Ramai-ramai Evakuasi Warganya

Diamond Princess Siaga, Sejumlah Ramai-ramai Evakuasi Warganya Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Tokyo -

Korea Selatan (Korsel), Kanada, Australia, dan Inggris berlomba-lomba untuk mengevakuasi warganya dari kapal pesiar Diamond Princess. Kapal pesiar tersebut tengah dikarantina di lepas pantai Jepang di tengah peningkatan infeksi virus Corona di antara penumpangnya.

Kapal Diamond Princess, berlabuh di Pelabuhan Yokohama Jepang dengan 2.666 penumpang dan 1.045 kru, adalah kelompok terbesar kasus virus Corona Covid-19 yang dikonfirmasi di luar China. Lebih dari 500 penumpang terinfeksi penyakit ini setelah ditempatkan di bawah karantina selama 14 hari mulai dari 3 Februari lalu.

Baca Juga: Banyak Warganya di Diamond Princess, Taiwan Sewa Pesawat untuk Evakuasi

Terbaru, Princess Cruises, yang mengoperasikan kapal, mengumumkan 169 kasus virus Corona Covid-19 baru yang dikonfirmasi di atas kapal dalam 48 jam terakhir.

Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan penumpang yang melakukan tes negatif untuk virus corona akan dapat pergi mulai Rabu ini ketika karantina berakhir.

Namun, di Bandara Haneda di Tokyo, sebuah pesawat kepresidenan Korea Selatan mendarat pada Selasa (18/2/2020) untuk mengevakuasi empat warganya dan pasangan Jepang dari kapal dengan rencana untuk kembali ke Gimpo di Seoul barat pada hari Rabu pagi. Begitu laporan kantor berita Korsel, Yonhap.

Inggris juga pada hari ini mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa pihaknya mengkoordinir penerbangan "sesegera mungkin," dan Kanada serta Australia telah mengatur upaya evakuasi selama beberapa hari terakhir seperti dilansir dari UPI.

Berita evakuasi ini menyusul dua penerbangan carteran yang kembali ke Amerika Serikat (AS) dengan 328 warganya dari kapal pesiar itu pada Minggu malam dan Senin pagi.

Di antara penumpang, 14 dinyatakan positif viruso Corona Covid-19, meningkatkan jumlah kasus yang dikonfirmasi di AS menjadi dua kali lipat yaitu 29. Sementara 92 warga Amerika tetap dikarantina di kapal itu.

Sementara itu, Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan 1.868 orang meninggal setelah 98 orang tewas dalam 24 jam sebelumnya. Sembilan puluh tiga kematian terjadi di episentrum wabah yaitu provinsi Hubei, termasuk 72 di Wuhan, di mana penyakit ini diyakini muncul pertama kali.

Secara global, jumlah kematian mencapai 1.873 ketika Prancis, Filipina, Jepang, Hong Kong dan Taiwan masing-masing melaporkan kematian di luar daratan China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: