Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banjir di Calon Ibu Kota, 1 Jembatan Putus

Banjir di Calon Ibu Kota, 1 Jembatan Putus Kredit Foto: BNPB
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Senin (17/2/2020) malam hingga Selasa (18/2/2020) pagi menyebabkan banjir. Satu jembatan yang terbuat dari kayu putus diterjang banjir.

Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Agus Wibowo, saat ini BPBD Kabupaten Penajam Pasir Utara (PPU) masih melakukan pendataan di Kelurahan Riko, Desa Bukit Subur, Penajam, Penajam Paser Utara.

Baca Juga: BNPB Ungkap Ada 30 Bencana Banjir di Calon Ibu Kota RI

"Jembatan yang terbuat dari kayu dan gundukan tanah hampir putus akibat banjir. Saat ini tidak dapat dilewati motor dan mobil karena derasnya arus, tanah yang jadi landasan jembatan terkikis dan jebol," kata Agus, Selasa (18/2/2020).

Sebanyak 115 kepala keluarga (KK) atau sekira 379 jiwa terdampak banjir. Sebanyak 104 KK atau 336 jiwa di antara merupakan warga Desa Bukit Subur. Rinciannya, 18 KK atau 64 jiwa terdampak di RT 01, 18 KK atau 57 jiwa di RT 02, 5 KK atau 20 jiwa di RT 03, 20 KK dan 64 jiwa di RT 04, 11 KK atau 33 jiwa di RT 05, 22 KK atau 64 jiwa di RT 06, 3 KK atau 12 jiwa di RT 07, serta 7 KK atau 22 jiwa di RT 10. Sementara di Kelurahan Riko, sebanyak 11 KK atau 43 jiwa terdampak banjir.

"Hujan dengan intensitas yang cukup tinggi pada malam hingga pagi hari Selasa tanggal 18 Februari 2020 ditambah kondisi pasang surut air laut mencapai ketinggian muka air mencapai ± 0,8 – 1,9 meter," kata Agus.

Saat ini, tinggi muka air (TMA) terus bertambah naik dan cuaca saat berawan. Upaya penanganan tim gabungan yang terdiri atas BPBD, kepala desa dan aparat desa, bhabinkamtibmas, dan warga mendata korban terdampak banjir. Tim memasang beberapa tali pengaman di jembatan bawah Kantor Desa untuk penyeberangan warga dan untuk mengirim logisitik ke seberang sungai.

Ia menjelaskan, satgas gabungan sudah disiagakan di beberapa tempat dengan perahu kano Polres PPU untuk membantu mobilisasi serta evakuasi warga. Saat ini, tim gabunan terkendala jaringan sinyal telepon sehingga memperlambat pelaporan dari lapangan ke Pusdalops BPBD PPU.

"Selain itu, warga tidak bisa memasak karena material kayu bakar tidak bisa digunakan karena basah. Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah paket alat pembersih, paket makanan siap saji, dan matras," tuturnya.

Berdasarkan data BNPB, 30 kejadian banjir yang berdampak di Kabupaten Paser Penajam Utara dari tahun 2010-2019. PPU memiliki potensi kerawanan terjadinya bencana banjir sesuai sifat dan kondisi masing-masing kecamatan. Potensi kerawanan bencana banjir akan makin besar jika intensitas curah hujan tinggi atau ekstrem dan terlebih lagi ketika pada saat yang bersamaan kondisi air laut dalam keadaan pasang tinggi.

Berdasarkan pengamatan BNPB, penyebab terjadinya banjir yang terjadi di Desa Bukit Subur karena badan sungai terjadi pendangkalan, banyaknya kelokan, dan adanya sampah yang berlebihan sehingga menghambat aliran sungai.

Sementara untuk Kelurahan Riko, di samping intensitas hujan tinggi juga karena secara geografis berada pada dataran rendah, terdapat sungai besar yaitu Sungai Riko dan kondisi akan diperparah jika kondisi air laut pasang tinggi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: